Rabu, 28 Desember 2011

Importir vs Eksportir

Berdasarkan laporan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terakhir, Indonesia tidak tergolong di dalam kelompok 12 eksportir utama (top exporters), tetapi berada pada urutan buncit (ke-30) di kelompok middle-leading exporters.

Kalau khusus untuk sumber daya alam, tadinya saya menduga Indonesia masuk dalam kelompok leading exporter. Saya terbelalak. Ternyata sebaliknya, Indonesia berada di dalam kelompok leading importer untuk produk-produk sumber daya alam. Persisnya di urutan ke-14 dari 15 negara.
Ironisnya, Singapura yang tak punya sumber daya alam justru bertengger di kelompok leading exporter untuk sumber daya alam pada urutan ke-14.
Niscaya ada yang salah urus dalam pengelolaan sumber daya alam. Kita produsen minyak mentah, tetapi menjadi negara pengimpor bahan bakar minyak (BBM) terbesar di Asia. Sudah puluhan tahun kapasitas produksi kilang minyak kita tak bertambah, padahal konsumsi BBM naik cukup tinggi.
Pada tahun 2010, neraca perdagangan minyak mentah kita hanya surplus sebesar 1,5 miliar dollar AS, sedangkan neraca perdagangan BBM defisit sebesar 13 miliar dollar AS. Defisit BBM tahun ini diperkirakan bakal lebih besar lagi.
Salah urus terlihat pula pada hasil tambang bauksit. Seluruh produksi bauksit kita ekspor. Sementara itu, kita mengimpor seluruh alumina—yang notabene adalah produk turunan dari bauksit—untuk diolah lebih lanjut menjadi aluminium. Lebih dari separuh aluminium yang kita hasilkan dijual ke pasar luar negeri, sementara industri pengguna aluminium memenuhi kebutuhannya lebih banyak dari luar negeri.
Luar biasa kerugian ekonomi yang kita alami: kita menjual produk-produk sumber daya alam yang masih mentah seraya membeli produk-produk olahannya dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara bisa membuka era baru karena memberlakukan kewajiban untuk membangun fasilitas industri hilir di dalam negeri bagi usaha tambang. Undang-undang yang baru ini juga mengatur penyesuaian terhadap kontrak-kontrak tambang sebelumnya yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967. Sejumlah penyesuaian harus dilakukan untuk mengakomodasikan kepentingan nasional sesuai dengan semangat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Perbedaan mendasar dari undang-undang yang lama dan yang baru adalah perubahan dari rezim kontrak menjadi rezim perizinan.
Pemerintah tetap mengakui kontrak-kontrak yang telah dibuat di masa lalu. Namun, dengan undang-undang yang baru, pemerintah berhak melakukan negosiasi ulang terhadap ketentuan kontrak lama.
Pemerintah mulai melakukan negosiasi ulang dengan sejumlah perusahaan pemegang kontrak. Sejauh ini masih banyak persoalan yang belum disepakati. Namun, tampaknya kewajiban untuk mengolah lebih lanjut produk-produk pertambangan di dalam negeri bukan merupakan persoalan yang sangat krusial.
Masalahnya lebih pada kesiapan pemerintah mendukung perwujudan tekad itu, juga pengaturan kalau target pengolahan di dalam negeri mulai tahun 2014 tidak tercapai. Kesiapan infrastruktur pendukung merupakan salah satu masalah yang bisa menghambat. Rencana pendirian fasilitas pengolahan memang cukup banyak. Namun, tampaknya target masih sulit terwujud.
Oleh karena itu, agaknya pemerintah perlu menyusun rencana aksi dengan prioritas yang jelas, yang merupakan bagian dari rencana strategis jangka panjang agar sumber daya alam kita benar-benar dikelola bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat, bukan bagi keuntungan orang seorang atau kelompok orang, apalagi yang ”itu-itu” saja.
Apakah persoalan inti terletak pada isi kontrak semata sehingga harus dilakukan negosiasi ulang? Kontrak bagi hasil di sektor perminyakan diakui oleh kalangan internasional sebagai model kontrak yang baik. Bagi hasil pemerintah mencapai 85 persen, sedangkan perusahaan kontraktor hanya 15 persen. Penerapan cost recovery juga dipandang memadai karena pemerintah tidak ikut menanggung risiko bisnis. Persoalan banyak muncul dalam pelaksanaan, interpretasi, dan cakupan cost recovery serta pengawasan. Tak jarang pula muncul tarik-menarik kepentingan antara BP Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kecurigaan masyarakat terhadap perusahaan-perusahaan pertambangan besar boleh jadi juga karena pengawasan yang lemah dan masalah transparansi.
Yang juga kerap menimbulkan sengketa antara perusahaan tambang dan masyarakat sekitar serta antara perusahaan dan pemerintah daerah adalah karena formula bagi hasil yang dirasakan kurang adil. Pemerintah pusat hanya membagi hasil dari royalti, tetapi tidak untuk pajak. Karena itu, boleh jadi persoalannya terletak pada ketimpangan fiskal vertikal, yaitu antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Ketidakpuasan sejumlah pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten inilah yang ditengarai memunculkan hasrat pemerintah daerah untuk turut memiliki saham di perusahaan pertambangan. Karena pemerintah daerah tak punya kemampuan fiskal untuk membeli saham, mereka dirangkul oleh pengusaha pemburu rente.
Ironisnya, pengusaha swasta tersebut tak mengeluarkan uang satu sen pun, melainkan berutang dengan mengalihkan saham yang didivestasi, tetapi bisa menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan konsorsium pemerintah daerah-pengusaha.
Memang, hak untuk menentukan saham yang didivestasikan ada pada pemerintah pusat. Namun, alangkah eloknya jika pemerintah pusat mendorong perusahaan tambang milik negara yang terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan tambang. Lebih baik lagi dengan mengakomodasikan aspirasi daerah. Dengan demikian, lambat laun ada alih teknologi dan manajemen yang meningkatkan kompetensi anak bangsa untuk mengelola kekayaan alamnya sendiri.
Jangan-jangan lebih banyak masalah di internal pemerintah sendiri ketimbang isi kontrak. Lalu, renegosiasi jadi alat untuk menutupi salah urus di dalam pemerintah sendiri. Renegosiasi jadi pekikan yang heroik, tetapi mengaburkan substansi permasalahan.

Subsidi

Tampaknya sudah merupakan tabiat pemerintah untuk menunda-nunda penyelesaian masalah yang sudah lama membelenggu atau menyandera perekonomian. Yang kerap disampaikan adalah ongkos mahal yang harus ditanggung perekonomian jikalau keputusan segera diambil.

Padahal, menunda keputusan juga ada ongkosnya. Bahkan, boleh jadi, ongkos penundaan itu bisa lebih mahal dan kian membengkak kalau terus ditunda.
Subsidi bahan bakar minyak (BBM) ibarat tumor di dalam perekonomian. Tanpa tindakan cepat dan tepat, yang sudah barang tentu sangat menyakitkan, tumor akan menyebar ke sekujur tubuh sehingga semakin sulit ditangani.
Teramat banyak variabel yang hendak dikendalikan, padahal perangkat kebijakan yang tersedia sangat terbatas.
Presiden mengamanatkan anggaran berimbang. ”Kalau terpaksa harus ada defisit untuk stimulus pertumbuhan, membiayai pembangunan, menjalankan kegiatan pemerintahan, harus kita terima defisit itu. Namun, kalau urgensinya tidak ada dan defisit diambil dari pinjaman, apalagi pinjaman luar negeri, itu bukan solusi.” (Kompas, 25 Juni 2011, halaman 17)
Kenyataannya pemerintah sudah mengambil ancang-ancang untuk menambah utang luar negeri dengan menerbitkan global bond. Suku bunga untuk obligasi global itu tak murah, sekitar 7 persen. Betapa ironis, untuk menutup subsidi BBM yang bersifat konsumtif, pemerintah melakukannya dengan pembiayaan yang mahal.
Bayangkan jika skenario pembengkakan subsidi energi benar-benar terjadi sebagaimana tercantum di dalam rancangan APBN-P (perubahan). Subsidi BBM bakal naik dari Rp 96 triliun menjadi Rp 121 triliun dan subsidi listrik membengkak dari Rp 41 triliun menjadi Rp 66 triliun. Dengan demikian, subsidi energi melonjak dari Rp 137 triliun menjadi Rp 187 triliun.
Bandingkan dengan subsidi untuk kegiatan produktif: subsidi pupuk Rp 19 triliun, subsidi benih hanya Rp 120 miliar, dan subsidi suku bunga untuk kredit program Rp 1,9 triliun---Total 21 T. Sangat kontradiktif dengan komitmen Presiden. Betapa pemerintah tak seia-sekata antara ucapan dan perbuatan.
Ketiga jenis subsidi yang nyata-nyata untuk kegiatan produktif dan memajukan sektor pertanian—di tengah pemberitaan impor produk-produk pertanian yang terus naik—hanya Rp 21 triliun, tak sampai seperlima dari subsidi BBM.
Apa yang bakal terjadi jika ucapan Presiden dituruti dan harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan?
Pertama, kuota volume BBM bersubsidi tak dinaikkan. Akibatnya, kelangkaan akan semakin parah merata mengingat peningkatan konsumsi BBM relatif tinggi, di atas 7 persen per tahun. Akan muncul pasar gelap dengan harga yang menggila, yang akhirnya juga membebani masyarakat dan dunia usaha. Juga muncul ketidakpastian baru.
Kesemuanya itu pada gilirannya akan membebani masyarakat dan dunia usaha. Bisa saja beban ketidakpastian ini juga memicu inflasi sebagaimana yang ditakutkan pemerintah kalau menaikkan harga BBM bersubsidi.
Akan muncul pula persoalan hukum. Penyalahgunaan BBM bersubsidi akan semakin marak sehingga lebih memacu pembelian dan penimbunan. Mengingat kapasitas produksi kilang di dalam negeri tak kunjung bertambah, impor BBM akan membengkak.
Selama lima bulan pertama 2011, impor BBM sudah naik luar biasa, 62 persen, dari 6,9 miliar dollar AS pada Januari-Mei 2010 menjadi 11,2 miliar dollar AS pada Januari-Mei 2011.
Tak tertutup kemungkinan sepanjang tahun ini impor BBM akan melampaui rekor tertinggi tahun 2008 sebesar 20,3 miliar dollar AS. Dengan begitu, kita memperkokoh posisi sebagai negara pengimpor BBM terbesar di Asia.
Luar biasa, mengingat kita merupakan negara penghasil minyak. Tidakkah pemerintah menghitung ongkos yang sangat mahal ini?
Pemerintah memandang inflasi sebagai momok jika subsidi BBM dipangkas. Kalau begitu, mengapa pemerintah tak kunjung melakukan pembenahan terhadap akar masalah inflasi? Mengapa transportasi laut masih sangat buruk dan mahal? Dengan menohok ke akar masalah inflasi, dampak neto kenaikan harga BBM bersubsidi bisa ditekan menjadi serendah mungkin.
Jika subsidi BBM bisa dipangkas—tak harus dihapus—kian terbuka lebar bagi pemerintah untuk menghadirkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) tanpa ”ketakutan” lagi memandangnya sebagai risiko fiskal atau membebani anggaran. Bukankah sebenarnya yang membebani pemberlakuan SJSN adalah belenggu subsidi BBM ini?
Bukankah kehadiran SJSN bakal menjadi penyangga bagi perekonomian, khususnya rakyat kebanyakan? Hal itu mengingat SJSN pada kelihatannya adalah perangkat paling superior sebagai jaring-jaring pengaman pasar sehingga rakyat lebih mampu menghadapi gejolak pasar seperti dampak kenaikan harga BBM.
Namun, kala partai berkuasa sedang didera masalah dan kala popularitas Presiden sedang merosot, kian sulit agaknya membayangkan pemerintah mengambil keputusan secara rasional.
Semoga kali ini tidak begitu karena ongkos yang ditimbulkan sudah akan semakin mencekik pemerintah dan menambah ketidakpastian dalam perekonomian, yang ongkosnya bisa jadi jauh lebih mahal. Pun ongkos politiknya.

PDB 25%

Hampir semua negara telah menerapkan kapitalisme. Segala urusan diserahkan kepada pasar. Miliaran orang berjibaku di pasar. Yang kuat memangsa yang lemah. Yang besar melahap yang kecil.
Begitulah para pelaku pasar bertindak, mengumbar syahwat kebinatangannya (animal spirit). Batas kepuasan adalah langit. Melipatgandakan laba dalam waktu singkat adalah kebanggaan walau dengan tipu muslihat.
Kita tak bisa lagi membayangkan perekonomian dunia yang tenang dengan hanya riak-riak kecil. Krisis demi krisis akan menghadang dan kian kerap. Apalagi sekarang yang menjamur adalah jenis financially driven capitalism, yang lebih mengisap dengan intensitas yang meninggi berlipat ganda.
Negara kewalahan meredam nafsu para pemangsa finansial. Regulasi sudah majal untuk bisa menundukkan keserakahan. Lembaga-lembaga internasional masih mencari bentuk-bentuk pengaturan baru.
Kapitalisme sedang digugat. Formula alternatif sudah mulai bermunculan. Namun, dalam jangka menengah, tampaknya kita masih akan menghadapi dominasi kapitalisme dalam wujudnya yang serakah seperti sekarang ini.
Seiring dengan itu, terjadi pergeseran keseimbangan kekuatan dunia. Negara-negara maju tak lagi mampu mempertahankan dominasinya. Masalah-masalah internal yang mereka hadapi mengurangi kemampuan melakukan penyesuaian struktural.
Mereka tak lagi mampu mempertahankan perilaku lebih besar pasak daripada tiang. Mereka harus berubah. Mereka harus mengurangi keborosannya. Mereka tak bisa terus-menerus menambah utang. Itulah yang sedang dihadapi Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang.
Kesadaran untuk mengubah tabiat buruk sudah muncul. Pemotongan anggaran negara tak terelakkan. Di beberapa negara maju, penyesuaian struktural menimbulkan ongkos sosial yang tinggi. Ketimpangan yang kian menjadi-jadi sebagai konsekuensi logis dari financially driven capitalism telah menimbulkan disharmoni sosial. Sungguh, dunia membutuhkan sistem alternatif yang lebih memuliakan manusia.
Tak ada pilihan lain bagi kita, kecuali memperkokoh landasan dan meningkatkan daya tahan perekonomian domestik. Namun, jangan pula kita bereaksi berlebihan. Salah satu reaksi yang bisa jadi salah kaprah adalah penegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa upaya pemerintah yang selama ini mengurangi rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) merupakan tindakan yang tepat (Kompas, 9 Agustus 2011, halaman 17).
Kita berbeda dengan negara-negara maju yang dililit utang. Utang negara-negara maju terus membengkak, sementara penduduk kian menua. Konstitusi Uni Eropa menetapkan batas nisbah utang terhadap PDB adalah 60 persen, tetapi kebanyakan negara Eropa sudah jauh melampaui batas itu.
Jika hanya satu negara yang mengalami gagal bayar, Uni Eropa masih bisa mengatasinya secara kolektif. Namun, jika terjadi di banyak negara, niscaya mereka tak lagi memiliki kapasitas untuk menanganinya secara simultan. Negara-negara maju tak lagi punya kemewahan untuk mengatasi krisis baru yang masif.
Sementara itu, nisbah (RATIO) utang kita terhadap PDB meluncur turun hingga mencapai aras (LEVEL) yang sangat rendah, bahkan terendah di dunia setelah China. Pada tahun 2010 nisbah utang pemerintah terhadap PDB hanya sekitar 25 persen. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang India (sekitar 76 persen), Brasil (sekitar 65 persen), Malaysia (lebih dari 60 persen), Filipina (sekitar 50 persen), dan Thailand (di atas 40 persen).
Pemerintah masih memiliki kapasitas untuk menambah utang mengingat struktur penduduk kita sangat muda dan sekitar dua pertiga dari total penduduk adalah yang berusia kerja.
Utang dibutuhkan untuk memperkuat landasan daya saing perekonomian agar lebih kokoh dalam menghadapi gejolak. Dengan landasan perekonomian yang semakin kokoh dan pembangunan infrastruktur yang memadai, penduduk usia kerja akan kian produktif dan daya saing perekonomian akan membaik.
Dengan basis perekonomian seperti itu, nisbah pajak bisa ditingkatkan sehingga dalam jangka menengah dan jangka panjang kemampuan pemerintah untuk membayar utang akan meningkat lebih cepat ketimbang beban pembayaran bunganya.
Ditambah dengan ”darah segar” yang berasal dari dana yang terhimpun dari Sistem Jaminan Sosial Nasional, kita akan bertambah kokoh dalam menghadapi gejolak perekonomian dunia. Kemandirian finansial pun akan lebih kokoh.
Kemandirian finansial juga akan memberikan kesempatan lebih leluasa bagi kita untuk mengolah kekayaan alam guna menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi sehingga bisa mempercepat kemakmuran rakyat yang lebih merata.
Industrialisasi yang kembali menderu kencang pada gilirannya semakin memperkokoh daya tahan kita dari gejolak harga-harga komoditas yang kian tak menentu.

Pertumbuhan Ekonomi 6,5%

Indonesia mulai diperhitungkan di kancah perekonomian dunia. Krisis berkelanjutan yang melanda negara-negara maju  sejak 2008 tak banyak menekan perekonomian kita. Hingga triwulan ketiga 2011 Indonesia masih mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi 6,5 persen. Berbagai kajian memproyeksikan bahwa pada tahun 2050 produk domestik bruto Indonesia bakal masuk ke dalam 10 besar dunia.
Sebagai negara yang perekonomiannya terbuka, sudah barang tentu gejolak ekonomi dunia turut menekan kita. Namun, sejauh ini dampak negatif yang kita alami tergolong paling kecil dibandingkan dengan yang diderita sebagian besar negara berkembang ataupun emerging economies.
Ekspor kita masih tumbuh di atas 30 persen selama Januari-September. Dibandingkan dengan akhir tahun 2010, indeks harga saham gabungan kita per 9 November masih tumbuh positif 4,2 persen dalam rupiah dan 5,6 persen dalam dollar AS. Hanya Bursa Indonesia (JSX) dan Amerika Serikat (DJIA) yang masih mencatatkan pertumbuhan indeks  yang positif.
Nilai tukar rupiah memang sudah kembali menembus Rp 9.000 per dollar AS pada akhir minggu lalu, tetapi pelemahan ini tak seberapa dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara-negara tetangga. Bahkan, berdasarkan perhitungan year to date, rupiah masih mengalami penguatan atau apreasiasi.
Tekanan terhadap Surat Utang Negara (SUN) juga tak berlanjut berkat langkah sigap Bank Indonesia yang melakukan operasi pasar di pasar valuta asing. Dana rupiah yang ditarik digunakan oleh BI untuk membeli SUN. Langkah ini bisa dijadikan momentum untuk mengurangi porsi asing dalam pemilikan SUN.
Laju inflasi yang terus menurun hingga hanya sebesar 4,4 persen pada bulan Oktober dimanfaatkan oleh Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin, sehingga BI rate mencatat rekor terendah sepanjang sejarah, yakni 6 persen.
Keberanian BI yang telah dua bulan berturut-turut menurunkan suku bunga acuan diharapkan bisa menurunkan suku bunga pinjaman dan sekaligus merasionalisasikan struktur lalu lintas modal asing yang masuk. Porsi penanaman modal asing langsung diharapkan kian bertambah, sedangkan investasi portofolio semakin selektif dan berkualitas, tak lagi didominasi oleh modal jangka pendek (hot money).
Yang juga menggembirakan adalah pertumbuhan sektor industri manufaktur mulai meningkat melampaui pertumbuhan produk domestic bruto (PDB). Kita harapkan momentum ini bisa berlanjut karena kualitas pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kinerja sektor ini. Pada triwulan ketiga 2011 industri manufaktur tumbuh sebesar 6,58 persen. Bahkan industri manufaktur nonmigas tumbuh lebih tinggi lagi, yakni 6,98 persen. Pertumbuhan yang membaik ini hampir merata di semua subsektor, kecuali subsektor kayu dan produk hutan serta kertas dan barang cetakan. Lebih menggembirakan lagi adalah pertumbuhan subsektor logam dasar dan besi baja yang mencapai dua digit selama dua triwulan terakhir.
Peningkatan kinerja industri manufaktur diikuti oleh perbaikan penyerapan tenaga kerja. Penduduk yang bekerja di sektor industri meningkat cukup tajam dari 13,82 juta orang pada Agustus 2010 menjadi 14,54 juta orang pada Agustus 2011.  Dampak positifnya juga terlihat dari peningkatan relatif tajam pekerja di sektor formal, dari 33,1 persen pada Agustus 2010 menjadi 37,8 persen pada Agustus 2011.
Bagaimana kita menyikapi penurunan indeks pembangunan manusia yang baru saja dirilis oleh salah satu Badan PBB? Sebetulnya indeks pembangunan manusia kita meningkat, tetapi kalah cepat dengan perbaikan di negara-negara lain yang berdekatan derajatnya dengan kita. Penurunan peringkat indeks pembangunan manusia juga disebabkan perluasan cakupan indikator yang digunakan. Namun, bagaimanapun kita perlu prihatin karena bukankah titik sentral pembangunan adalah manusia.
Kedua, jangan sampai pertumbuhan ekonomi yang meninggi lebih ditopang oleh pengurasan sumber daya alam yang berlebihan, yang pada gilirannya memperburuk kualitas hidup manusia di sekitarnya. Sejauh ini, kita masih prihatin dengan peningkatan ekspor yang dimotori oleh ekspor sumber daya alam yang belum diolah. Lebih buruk lagi, dalam tiga tahun terakhir, kita telah mengalami defisit perdagangan untuk produk-produk industri manufaktur.

Krisis Energi

Untuk menjawab krisis energi yang terjadi saat ini, Indonesia harusnya mulai dengan melakukan swasembada energi, pemerintah harus mulai dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri terlebih dulu mengingat jumlah persediaan minyak dalam negeri yang ada sekarang ini semakin minim. Setelah itu, pelan-pelan kita mulai ekspor.
Apa yang akan diekspor? Tentu saja dalam masa swasembada energi itu, pemerintah dan kampus bersinergi menemukan sumber-sumber migas baru atau juga mengembangkan sumber energi alternatif lainnya. Dengan demikian, kestabilan dalam negeri akan terjamin terlebih dahulu.
 Indonesia tidak perlu terjebak antara ekstrim yang satu dengan ekstrim yang lain, pilih ekspor atau tidak ekspor sama sekali. Namun, Indonesia harus mengembangkan potensi dalam negerinya. Misalnya, bangun kilang boleh, tapi pakai minyak mentah dari luar negeri yang persediannya 100 tahun lagi baru habis. Swasembada akan bisa efektif jika tidak menggunakan persediaan dalam negeri.
Untuk energi gas, pemerintah harus menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi gas dengan harga mahal, sedangkan yang murah diekspor. Pemerintah juga harusnya serius mengupayakan proyek batu bara cair, yang potensinya untuk dalam negeri mampu mencapai Rp 8.3 juta barel.
Mulailah bangun pembangkit listrik di mulut-mulut tambang. Jadi hasil tambang jangan dibawa lagi ke Jawa. Mahal.
Biaya angkut hasil tambang ke Jawa itu sebesar USD 7 per ton, bayangkan berapa jumlah hasil tambang yang harus dibawa dan diolah di Jawa. Dengan membangun pembangkit di mulut tambang, tentu saja dapat menghemat biaya angkut yang besar. Hasilnya bisa disalurka lewat bawah laut.

Selasa, 27 Desember 2011

Rusdi Kirana 3

Rusdi Kirana di balik Sukses Lion Air

JAKARTA-Rusdi Kirana  patut diberi gelar '' Raja Penerbangan'' di Indonesia. Dialah bos Lion Air yang sukses dan rendah hati.
Beberapa tahun silam, terbang dengan pesawat hanya milik orang-orang berduit. Anggapan ini begitu kuat melekat karena memang ongkos naik pesawat sangat mahal. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan peraturan, mulailah bermunculan pesawat dengan biaya lebih terjangkau. Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Jika dulu pesawat hanya didominasi oleh Garuda dan Merpati-dua perusahaan penerbangan milik pemerintah (BUMN)-yang notabene harga tiketnya cenderung mahal, kini berbagai maskapai terbang menghiasi angkasa Indonesia.
Maraknya dunia penerbangan Indonesia saat ini boleh jadi dipelopori oleh munculnya maskapai penerbangan murah (low cost) pertama di Indonesia, yaitu Lion Air. Dengan slogannya: "We make people fly" atau "Kita membuat orang-orang terbang", maskapai yang baru beroperasi awal tahun 2000-an tersebut seolah memicu munculnya maskapai low cost lainnya. Lion sebagai maskapai baru segera menjadi bahan perbincangan karena mampu menyedot banyak penumpang meski kehadirannya sempat diragukan sebelumnya. Bahkan kini, maskapai tersebut telah menduduki peringkat kedua sebagai maskapai dengan penumpang paling banyak di tanah air.
Sukses Lion Air tak bisa lepas dari sosok pimpinannya, yakni Rusdi Kirana. Kelahiran 17 Agustus 1963 ini mampu menepis segala keraguan dengan menjadikan Lion Air sebagai salah satu armada terbesar saat ini. Berbekal pengetahuan menjadi sales agent sebuah biro perjalanan, ia nekad mendirikan Lion Air. Ia menyebut modalnya saat itu hanya kepercayaan. ""Dari mana saya punya uang, modal airline itu kan bukan cuma 1-2 milyar? Ini karena kepercayaan," tegasnya.
Terlahir dari keluarga pedagang, bapak tiga anak ini memang dididik dengan keras oleh keluarganya. Hal itulah yang menjadi bekalnya untuk membesarkan Lion Air. Dari kesuksesannya mendirikan biro perjalanan Lion Tours, bersama dengan saudaranya-Kusnan Kirana-ia memberanikan diri terjun ke bisnis penerbangan. Kala itu, banyak orang memperkirakan Lion Air tidak akan bertahan lama. Sebab, pengalaman menjalankan bisnis biro perjalanan dianggap sangat berbeda dengan menjadi operator pesawat sendiri. "Banyak yang memprediksi saya, Lion Air akan segera tutup. Waktu saya bisa bertahan sampai hampir setahun, ada teman dari salah satu airline menelepon, you hebat juga bisa bertahan. Saya bilang saya bukan hebat, nasib saja yang membawa saya bisa begini," ujarnya merendah.
Selain pekerja keras, Rusdi memang dikenal sebagai orang yang rendah hati. Ia mudah bergaul dengan banyak orang dan selalu tampil sederhana di setiap kesempatan. Rusdi mengatakan bahwa itu semua didapat karena latar belakang pendidikan orangtuanya. "Kami, nggak pernah diarahkan mesti jadi apa. Jadi bajingan, maling atau pengusaha, terserah. Tapi ada satu, mesti punya hati nurani. Dukungan materi tak mereka berikan, tapi moril sangat besar, dan saya bisa sampai di hari ini karena dipercaya orang," terangnya menyebut salah kunci sukses membesarkan Lion Air.
Selain itu, Rusdi juga menyebut bahwa bisnis yang digelutinya bisa sukses karena ia selalu berusaha memberikan kepuasan kepada orang lain.
Maskapai nasional Lion Air membuat lompatan besar dengan membeli 230 pesawat Boeing senilai Rp195 triliun. Pesawat-pesawat ini akan dikirim bertahap pada 2017-2025.
Transaksi ini merupakan terbesar setelah sebelumnya Lion memesan 178 Boeing 737-900ER yang diantar bertahap sejak 2007 hingga 2017.
Lion yang secara hukum berdiri pada Oktober 1999, dan beroperasi pada 30 Juni 2000, hanyalah maskapai penerbangan yang awalnya punya satu unit Boeing 737-200.
Namun, kini, Lion Air terus berkembang. Menurut Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, Lion Air telah memiliki 92 armada pesawat, termasuk milik anak usahanya Wings Air. Jumlah pesawat ini akan terus bertambah seiring dengan datangnya pesawat pesanan dari Boieng. Pada 2005 mendatang, Lion akan memiliki 408 pesawat.
Sukses Lion Air ini tak bisa lepas dari sosok Rusdi Kirana, salah satu pemilik sekaligus presiden direktur Lion Air. Pria kelahiran 17 Agustus 1963 ini mampu menepis segala keraguan dengan menjadikan Lion Air sebagai salah satu armada besar saat ini.
Dalam sebuah wawancara, Rusdi mengaku saat mendirikan perusahaan hanya berbekal kepercayaan. Rusdi dan kakaknya, Kusnan Kirana, yang sukses mendirikan perusahaan penjualan tiket Lion Tours, hanya memiliki pengalaman menjual tiket. "Dari mana saya punya uang? Ini karena kepercayaan," katanya.
Rusdi mengambil pasar yang saat itu belum tergarap: penerbangan rendah biaya. Pada 1990-an, harga tiket pesawat sangat mahal, sehingga hanya orang-orang kaya saja yang bisa terbang. Namun, setelah ada Lion Air, zaman berubah. Harga pesawat tiket pun menjadi semakin terjangkau.
Maraknya penerbangan murah di Indonesia ini tak lepas dari Lion Air. Dengan slogan "We make people fly", Lion mampu menyedot banyak penumpang kelas bawah. Dengan sendirinya, Lion telah mematahkan anggapan maskapai rendah biaya sulit hidup di Indonesia. Tekad Lion Air untuk menjadikan Bandara Sam Ratulangi Manado sebagai international hub kian mendekati kenyataan. "Tahun 2013 (Bandara Sam Ratulangi) Manado mulai jadi hub kami untuk penerbangan ke Asia Pasifik," kata Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana kepada koran ini, kemarin sore.
Di akhir 2008 pertama kali Rusdi Kirana mengumumkan rencana Lion Air menjadikan Manado sebagai pusat penerbangan maskapai itu dari dan ke Asia Pasifik. Pengumuman yang disampaikan di hadapan Gubernur Sulut SH Sarundajang itu dikemukakan Rusdi saat berkunjung ke Manado berkaitan dengan persiapan pelaksanaan World Ocean Conference 2009.
"Rencana itu (Manado jadi hub Lion) kami akan laksanakan mulai 2013,"’ katanya. "Saya sudah sampaikan kepada pemerintah (rencana ini), dan Pak Mangindaan (Menteri Perhubungan EE Mangidaan) menyatakan dukungannya," kata Rusdi.
Rencana Lion itu makin terbuka lebar lantaran Rusdi Kirana baru saja menandatangani pembelian 230 pesawat dari Boeing Company, pabrik pesawat terbang terkemuka di dunia yang bermarkas di Seattle, Amerika Serikat. Penandatanganan kesepakatan pembelian 201 unit pesawat Boeing 737 MAX dan 29 unit pesawat Boeing 737-900 ER tersebut dilakukan kemarin (18/11) pukul 09.30 Wita di Hotel Grand Hyatt Nusa Dua Bali.
Boeing Company diwakili Raymond L Conner, Senior Vice President Sales and Customer Support, dan Dr Dinesh Keskar, Senior Vice President Boeing International. Sementara Lion Air diwakili Presiden Direktur Rusdi Kirana. Hebatnya, penandatangan tersebut disaksikan langsung Presiden Amerika Serikat Barrack Obama,  juga dihadiri Dubes Indonesia untuk Amerika Dino Patti Djalal dan Dubes Amerika untuk Indonesia Scot Marciel.
Boeing Company melalui juru bicaranya Wilson Chow  mengatakan, kesepakatan pembelian 230 pesawat ini senilai US$21,7 miliar, setara Rp195 triliun. Kesepakatan tersebut termasuk hak untuk menambah pembelian 150 pesawat. Boeing mengumumkan, kesepakatan ini merupakan order pesawat komersial terbesar dalam sejarahnya, baik dalam nilai dolar maupun jumlah pesawat.
Lion Air merupakan maskapai swasta Indonesia yang menjadi pembeli terbesar di Boeing. Sebelum ini, Lion Air sudah memesan 178 pesawat Boeing 737-900 ER, yang dikirim mulai 2007 hingga 2016.
Hingga bulan lalu pabrik pesawat di tepi Danau Washington Seattle itu sudah mengirim 50 pesawat Boeing 737-900 ER kepada Lion Air. Baik Boeing 737-900 ER maupun Boeing 737-MAX, Lion Air merupakan pemesan terbesar. Total order pesawat Lion kepada Boeing mencapai 408 unit. Khusus untuk order 230 pesawat yang baru disepakati kemarin, mulai dikirim Boeing ke Lion Air pada 2017, dan berakhir pada 2025.
Total nilai order yang dilakukan Lion Air berjumlah US$37,7 miliar, setara Rp339,3 triliun. Terdiri dari order pertama US$16 miliar dan order kedua US$21,7 miliar. Pendanaan pembelian pesawat ini dilakukan oleh konsorsium beberapa bank, yang dipimpin  Bank Eksport Import Amerika Serikat (US Exim Bank).
Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menyambut hangat kesepatan ini dan memuji Lion Air sebagai perusahaan penerbangan swasta Indonesia yang memiliki reputasi dunia. Pemesanan pesawat ini menguntungkan Amerika Serikat dan Indonesia.
Bagi Amerika Serikat, order 230 pesawat ini memberi efek positif bagi kebangkitan ekonomi negeri Paman Sam itu yang kini tengah dililit krisis ekonomi. Obama mengatakan, order ratusan pesawat oleh Lion Air ini akan membuka sedikitnya 100 ribu lapangan kerja di Amerika Serikat.
Obama tak hanya menyaksikan penandatanganan kesepakatan Boeing dan Lion Air yang dilakukan di sela-sela kesibukan pemimpin negara adi daya itu mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bali.
Presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat itu memberikan pidato singkat, sesuatu yang jarang dilakukan kepala negara dan pemerintahan USA pada kesepakatan bisnis. "Ini adalah contoh luar biasa dari investasi perdagangan dan peluang komersial yang ada di kawasan Asia Pasifik," kata Obama memulai pidatonya.
"Beberapa hari terakhir ini, saya telah berbicara tentang bagaimana memastikan kehadiran kami di wilayah ini, yang dapat langsung berkaitan dengan lapangan pekerjaan di negara kami," kata Obama.
“Dan apa yang kita lihat di sini - kesepakatan bernilai miliaran dolar antara Lion Air - salah satu yang maskapai penerbangan dengan pertumbuhan tercepat tidak hanya di wilayah ini, namun di dunia - dan Boeing akan menghasilkan lebih dari 100.000 pekerjaan di Amerika Serikat untuk jangka waktu panjang."
Kesepakatan bisnis terbesar antara Boeing dan Lion Air ini merupakan bagian dari kebijakan ekonomi AS. "Terima kasih kepada para pejabat pemerintah yang berupaya agar hal ini terwujud. Ini merupakan salah satu contoh bagaimana kami akan mencapai tujuan jangka panjang yang saya tetapkan, yaitu meningkatkan ekspor AS sebanyak dua kali lipat dalam beberapa tahun ke depan,"’ katanya.
Obama memuji Lion Air sebagai maskapai penerbangan swasta Indonesia yang luar biasa. "Saya mengucapkan selamat kepada Lion Air atas keberhasilan mereka yang luar biasa," katanya.
Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana mengatakan, pembelian pesawat ini dilakukan sebagai bagian dari pengembangan bisnis Lion Air dan sumbangsih kepada percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan penumpang pesawat di Indonesia mencapai 30-35%. Tahun-tahun mendatang akan terus meningkat. Pembelian pesawat ini kami lakukan untuk mengantisipasi peningkatan penumpang tersebut," katanya.
Pemerintah sudah melakukan berbagai langkah antisipatif dan pembenahan. Antara lain pembukaan dan penambahan kapasitas bandara-bandara baru. Juga pengembangan operasional bandara, dari 14-16 jam menjadi 24 jam. "Semua ini menjadi modal dan peluang bagi industri penerbangan nasional untuk berkembang," kata Rusdi.
Selain untuk pengembangan, order 230 pesawat baru akan dimanfaatkan Lion Air untuk terus meremajakan armada pesawatnya. "Order pesawat ini mulai datang (ke Indonesia) tahun 2017. Pada saat ini kami akan mulai meremajakan armada pesawat yang dibeli tahun 2007 ke bawah," katanya.
Sebagian lagi, akan didayagunakan untuk pengembangan, dengan membuka rute-rute baru, baik domistik maupun luar negeri. "Untuk penerbangan ke Pasifik, kami akan menjadikan Manado sebagai (airport) hub mulai 2013," katanya.
Rusdi menilai Bandara Sam Ratulangi cukup memadai dijadikan home base bagi Lion untuk melayani rute-rute penerbangan internasional ke Korea, China, Jepang, Taiwan dan Amerika Serikat. Keterbatasan Bandara Sam Ratulangi sudah dapat diatasi secara bersama-sama oleh Lion dan Boeing.
"Kami (Boeing dan Lion) sudah memiliki peralatan navigasi yang lebih canggih. Untuk mengatasi keadaan cuaca yang ekstrim saat mendarat, Boeing sudah punya teknologi Radar Modernization Programme (RNP). Pesawat-pesawat kami, sejak beberapa waktu lalu, khususnya yang ke Manado, sudah menggunakan teknologi RNP," katanya.
Peralatan ini (RNP) dapat memandu pilot melakukan pendaratan dengan aman dan tepat pada cuaca ekstrim. Bahkan dapat mendaratkan pesawat secara otomatis. "Semua pesawat Lion yang baru nanti menggunakan peralatan ini," katanya.
Selain itu, untuk order pesawat baru sudah memiliki jarak antar bangku yang lebih lebar. Juga dilengkapi dengan in-flight entertainment di setiap bangku. "Ini cocok untuk penerbangan jarak menengah, 5 hingga 6 jam. Waktu tempuh dari Manado ke Hong Kong dan kota-kota penting di Jepang, China, Korea, dan Taiwan," kata Rusdi.(*)
2011 Image
Presiden AS Barack Obama (kanan), Presdir Lion Air Rusdi Kirana, (kiri-duduk), dan Senior Vice President Boeing Ray Conner (tengah) di Nusa Dua, Bali, kemarin.
FENOMENAL: Presiden Barack Obama bertepuk tangan saat Rusdi Kirana (kiri), Presiden Direktur Lion Air, bersalaman tangan dengan Ray Conner, Senior Vice President Boeing, usai penandatanganan pembelian 201 Boeing 737-MAX dan 29 Boeing Next-Generation 737-900ER, di sela KTT ASEAN dan Asia Timur di Grand Hyatt Hotel Nusa Dua, Bali, kemarin. (AFP)

Maskapai Indonesia, Lion Air,memborong 230 unit pesawat Boeing senilai USD21,7 miliar (Rp195 triliun). Transaksi itu tercatat sebagai kesepakatan bisnis terbesar dalam sejarah Boeing,melewati rekor sebelumnya, saat produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan transaksi dengan maskapai Emirates Airlines senilai USD18 miliar, 15 November lalu.
Kesepakatan antara Boeing dan Lion Air juga terasa istimewa lantaran disaksikan langsung Presiden AS Barack Obama di selasela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEANAsia Timur, di Nusa Dua, Bali, kemarin.Obama menyebut kesepakatan bisnis itu sebagai kemenangan bagi pekerja di AS dan konsumen di Asia.
NUSA DUA – Maskapai Indonesia, Lion Air,memborong 230 unit pesawat Boeing senilai USD21,7 miliar (Rp195 triliun). Transaksi itu tercatat sebagai kesepakatan bisnis terbesar dalam sejarah Boeing,melewati rekor sebelumnya, saat produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan transaksi dengan maskapai Emirates Airlines senilai USD18 miliar, 15 November lalu.
Kesepakatan antara Boeing dan Lion Air juga terasa istimewa lantaran disaksikan langsung Presiden AS Barack Obama di selasela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEANAsia Timur, di Nusa Dua, Bali, kemarin.Obama menyebut kesepakatan bisnis itu sebagai kemenangan bagi pekerja di AS dan konsumen di Asia.
Menurutnya, kesepakatan bernilai miliaran dolar antara maskapai nasional Indonesia dan produsen pesawat Boeing merupakan contoh luar biasa di bidang investasi perdagangan. Obama juga melihat hal tersebut sebagai peluang komersial yang ada di kawasan Asia-Pasifik. “Beberapa hari terakhir ini, saya telah berbicara tentang bagaimana memastikan kehadiran kami di wilayah ini, yang dapat langsung berkaitan dengan lapangan pekerjaan di negara kami,”kata Obama.
Dia menambahkan, kerja sama Boeing dengan Lion Air ini akan menghasilkan lebih dari 110.000 lapangan kerja di AS untuk jangka waktu panjang. “Ini merupakan kesepakatan bisnis terbesar, kalau saya tidak salah, yang pernah dibuat Boeing. Akan ada lebih dari 200 pesawat terbang yang akan dijual,”katanya.
Dalam kerja sama tersebut, tambah Obama, Pemerintah AS dan Ex-Im Bank AS menjadi kunci dalam memfasilitasi kesepakatan ini.Presiden yang pernah tinggal di Indonesia ini mengucapkan terima kasih kepada para pejabat pemerintah yang berupaya agar kesepakatan itu terwujud. Menurut Obama, transaksi perdagangan antara Lion Air dan Boeing itu merupakan salah satu contoh langkah AS mencapai tujuan jangka panjang yang ditetapkan.
Obama sebelumnya memang gencar mengampanyekan peningkatan ekspor AS hingga dua kali lipat dalam beberapa tahun ke depan. “Saya mengucapkanselamat kepada Lion Air atas keberhasilan mereka yang luar biasa. Saya juga memberi selamat kepada Boeing yang telah membuat pesawat terbang hebat,termasuk yang saya tumpangi ini,” ujar Obama seraya tersenyum. Penjualan pesawat Boeing kepada Lion Air meliputi 230 unit pesawat jenis jet seri 737 untuk daya jelajah jarak pendek.
Bagi Boeing,kesepakatan tersebut merupakan upaya mengembalikan reputasi mereka untuk bersaing dengan produsen Eropa,Airbus. Secara terperinci, pesanan pesawat Lion Air terdiri atas 29 Boeing 737-900 Next Generation dan 210 Boeing 737 MAX. Menurut Boeing, ke-201 pesanan 737 MAX itu merupakan bagian dari komitmen Boeing dalam menyediakan sekitar 700 pesawat yang akan mulai masuk ke pasar pada 2017. Jenis 737 MAX juga diklaim memiliki mesin yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
”Pesanan Lion Air jika telah difinalisasi akan menjadi yang terbesar yang pernah ada,baik dari segi nilai maupun jumlah pesawatnya,” ungkap Boeing. Pendiri dan Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana mengatakan, Boeing 737 MAX merupakan masa depan bagi Lion Air.Menurutnya, Boeing 737 MAX merupakan pesawat yang memiliki teknologi tinggi dan efisien. Hal tersebut akan berdampak pada penerapan tarif yang lebih murah dan jangkauan rute lebih luas lagi.
“Ini akan menjadi masa depan yang sangat baik bagi Lion Air,”ujar Rusdi. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menambahkan, pembaelian 230 unit pesawat Boeing 737 ini merupakan tambahan dari pembelian sebelumnya sebanyak 178 unit Boeing 737-900ER dengan nilai USD16,8 miliar. “Sebelumnya Lion Air sudah pesan 178 unit pesawat Boeing dan sekarang tambah lagi sebanyak 230 unit pesawat.
Pemesanan pesawat ini akan dimulai pada 2017 dan selesai 2025,”ungkap Edward. Di samping Boeing, perusahaan AS lainnya yang juga mendapatkan order dari perusahaan Indonesia adalah General Electric (GE). Produsen mesin pesawat terkemuka Paman Sam itu mengumumkan telah sepakat untuk menjual 50 mesin pesawat pada maskapai Garuda Indonesia.

Pada dekade 1990-an, berpergian dengan pesawat hanya milik orang-orang berduit. Anggapan ini begitu kuat melekat karena memang ongkos naik pesawat sangat mahal. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan peraturan, mulailah bermunculan pesawat dengan biaya lebih terjangkau. Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Jika dulu pesawat hanya didominasi oleh Garuda dan Merpati, kini berbagai maskapai penerbangan bersaing mendapatkan konsumen di Indonesia.
Maraknya dunia penerbangan Indonesia saat ini boleh jadi dipelopori oleh munculnya maskapai penerbangan murah pertama di Indonesia, yaitu Lion Air. Dengan slogannya: "We make people fly" atau "Kita membuat orang-orang terbang", maskapai yang baru beroperasi awal tahun 2000-an tersebut seolah memicu munculnya maskapai low cost lainnya. Lion sebagai maskapai baru segera menjadi bahan perbincangan karena mampu menyedot banyak penumpang meski kehadirannya sempat diragukan sebelumnya. Bahkan kini, maskapai tersebut telah menduduki peringkat kedua sebagai maskapai dengan penumpang paling banyak di tanah air.
Sukses Lion Air tak bisa lepas dari sosok pimpinannya, yakni Rusdi Kirana. Kelahiran 17 Agustus 1963 ini mampu menepis segala keraguan dengan menjadikan Lion Air sebagai salah satu armada terbesar saat ini. Berbekal pengetahuan menjadi sales agent sebuah biro perjalanan, ia nekad mendirikan Lion Air. Ia menyebut modalnya saat itu hanya kepercayaan. "Dari mana saya punya uang, modal airline itu kan bukan cuma 1-2 milyar? Ini karena kepercayaan," tegasnya.
Terlahir dari keluarga pedagang, bapak tiga anak ini memang dididik dengan keras oleh keluarganya. Hal itulah yang menjadi bekalnya untuk membesarkan Lion Air. Dari kesuksesannya mendirikan biro perjalanan Lion Tours, bersama dengan saudaranya, Kusnan Kirana, ia memberanikan diri terjun ke bisnis penerbangan. Kala itu, banyak orang memperkirakan Lion Air tidak akan bertahan lama. Sebab, pengalaman menjalankan bisnis biro perjalanan dianggap sangat berbeda dengan menjadi operator pesawat sendiri.
Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoperasian baru berjalan di mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 737-200. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air [5] memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur.
Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal 2F Bandara Sukarno-Hatta; sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke Terminal 1A dan penerbangan ke Pulau Sumatera,Batam,Pangkalpinang,dan Palangkaraya dioperasikan di terminal 1B (mulai 11 Oktober 2010)hingga saat ini.Sedangkan semua penerbangan internasional Lion Air dilayani dari terminal 2E.
Pada 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19 seri McDonnell Douglas MD-82 dan 5 pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan yang rendah biaya, Armada Lion Air didominasi oleh MD-80 karena efisiensi dan kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan 178 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007 hingga 2014. Lion Air berencana bersaing baik dengan Garuda Indonesia maupun Saudi Arabian Airlines untuk menerbangi rute-rute umroh bahkan haji dengan pesawat Boeing 747-400. 2 (dua) Pesawat Boeing 747-400 sudah masuk dalam armadanya.
Selain pekerja keras, Rusdi memang dikenal sebagai orang yang rendah hati. Ia mudah bergaul dengan banyak orang dan selalu tampil sederhana di setiap kesempahttp://www.blogger.com/img/blank.giftan. Rusdi mengatakan bahwa itu semua didapat karena latar belakang pendidikan orangtuanya.
Selain itu, Rusdi juga menyebut bahwa bisnis yang digelutinya bisa sukses karena ia selalu berusaha memberikan kepuasan kepada orang lain. Dengan prinsip tersebut, Rusdi Kirana kini dikenal sebagai pelopor penerbangan murah di tanah air. Bahkan, ia pernah dinobatkan sebagai tokoh bisnis paling berpengaruh dari sebuah media ekonomi nasional. Kini, perusahaannya juga telah bersiap mendunia dengan aliansi beberapa maskapai dunia.
Di dunia marketing : Tagline Lion Air sangat terkenal saat itu, Terbang dengan Lion pulang bawa BMW, sebuah tagline yang sangat dahsyat yang sanggup mendongkrak omzet perusahaan.
(Dari berbagai sumber )

Rusdi Kirana 2

Rusdi Kirana, Founder & Presdir Lion Air

Presiden AS Barrack Obama berpidato usai menyaksikan penandatanganan pembelian pesawat Boeing oleh Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana (kiri) dan CEO Boeing, Jim Albaugh (tengah), Nusa Dua, Bali, Jumat (18/11/2011).
Penampilan sederhana Rusdi Kirana terkadang mengecoh orang bahwa dia adalah orang nomor satu di maskapai penerbangan Lion Air. Tangan dingin pria bersahaja yang ramah dan humoris itu berhasil membesarkan perusahaan penerbangan yang memiliki sekitar 53 rute domestik maupun internasional. Berikut perbincangan Rusdi Kirana dengan Jawa Pos (Grup Batam Pos).
Saat ini, nama Rusdi makin banyak dicari setelah perusahaan penerbangan yang dibentuk pada Oktober 1999 itu memesan 230 burung besi dari Boeing dengan nilai transaksi USD 21,7 miliar (sekitar Rp194 triliun). Transaksi tersebut merupakan order pesawat komersial terbesar dalam sejarah Boeing.
Lion Air yang didirikan Rusdi bersama kakaknya, Kusnan, tersebut merupakan cerita kesuksesan bisnis penerbangan di tanah air. Banyak rintangan yang harus dilalui bapak tiga anak itu untuk sampai di posisi saat ini. Tantangan Rusdi memiloti perusahaan dengan 11 ribu karyawan tersebut terbilang berat.
”Saat ini, transportasi udara merupakan kebutuhan,” papar Presdir Lion Air itu saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos, Selasa (29/11).
Apa tujuan membeli 230 pesawat Boeing?
Berbeda dari pemerintah yang memiliki rencana pembangunan lima tahunan, di Lion Air, strategi bisnis dipilih periode sembilan tahunan. Pada kurun 2007-2016, kami berencana memiliki 178 Boeing 737-900ER yang diantar bertahap. Karena itu, kami memesan 230 pesawat Boeing yang pengirimannya mulai 2017 hingga 2026.
Itu kami lakukan karena membeli pesawat tak bisa dengan sistem pesan sekarang besok jadi. Ada contoh satu tipe pesawat yang diluncurkan tahun ini, pesan sekarang, tapi barangnya baru sampai 2016. Dengan rencana penambahan armada, Lion Air sudah memiliki amunisi untuk mengembangkan bisnisnya. Untuk pilot, kami bisa langsung merekrut dan menggaji mereka. Berbeda dari pesawat yang harus menunggu.
 Mengapa pesan dalam jumlah besar?
Itu bukan jumlah besar. Sebab, jika dibanding maskapai lain di negara tetangga yang luas wilayah maupun jumlah penduduknya lebih kecil, mereka memiliki armada besar. Ini upaya kami untuk bersaing secara internasional dan menyambut skema open sky 2015.
 Apakah infrastruktur di Indonesia sudah siap?
Saat ini, pemerintah menyadari pentingnya transportasi melalui udara. Karena itu, sudah ada pembangunan bandara baru, pelebaran bandara, hingga menambah jam operasi masing-masing bandara.
Bagaimana pertumbuhan jumlah penumpang?
Saat ini, transportasi udara merupakan kebutuhan. Apalagi, dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi nasional. Naik pesawat dilakukan untuk memenuhi semua kebutuhan. Potensi penumpang perusahaan penerbangan ya penduduk Indonesia yang sampai 240 juta itu.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi menjadikan masyarakat makin mampu menggunakan transportasi udara. Pada 2010, tercatat kenaikan penumpang mencapai 30 persen. Tahun ini diperkirakan bisa 35 persen. Untuk tahun depan, bila growth GDP 6,3 persen, minimal naik 25 persen bisa tercapai. Untuk Lion Air, pada 2011, kami berharap bisa mengangkut 26?27 juta penumpang atau sekitar 85 ribu orang per hari.
Dengan Boeing baru, apakah Lion Air masih identik dengan LCC (maskapai murah)?
Dulu, terbang diidentikkan dengan biaya mahal. Namun, sejak adanya Lion Air dan anak perusahaan Wings Air, penumpang membayar dengan lebih terjangkau sesuai dengan kebutuhannya. Kami terus mempertahankan konsep bisnis ini. Apalagi, ada kemungkinan nanti harga tiket pesawat bisa nol. Dulu, tidak terbayang jika ingin makan di pesawat harus beli, sehingga bisa saja pada masa depan masuk toilet pesawat harus bayar. Misalnya, kalau ke toilet harus pakai kartu kredit. Hahaha…
Saat ini, jumlah orang yang mau bayar mahal untuk naik pesawat makin berkurang, tapi masih ada. Karena itu, pada 2013, kami akan mengoperasikan Space Jet yang merupakan maskapai full service. Dengan pesawat Space Jet, kami akan memasang jaringan internet dan video on demand. Jika ingin menggunakannya, penumpang harus membayar lagi. Space Jet akan melayani rute luar negeri pada 2014.
Persaingan harga antarmaskapai penerbangan yang semakin ketat membuat kami harus pintar-pintar memberikan harga. Dulu, kami menyediakan makanan dan minuman. Saat itu, ada beberapa komplain yang masuk mengenai masakan yang tidak enak atau basi. Saya heran apakah permintaan yang macam-macam itu bermaksud menyamakan kami seperti warung nasi padang yang bisa memenuhi segala kebutuhan mereka.
Setelah itu, diputuskan untuk memberikan roti cokelat saja. Eh, teman saya bilang, ”Berkali-kali naik Lion Air dalam satu hari yang sama masak sajiannya hanya roti cokelat. Emang enggak ada yang lain apa?
Kemudian, saya putuskan untuk hanya memberikan air kemasan. Tapi, ada yang bilang kepada saya: ”Kok kayak di ambulans, cuma air putih doang?” Akhirnya, saya tidak memberikan makanan-minuman dan sekarang malah tak ada komplain yang masuk. Hahaha…
Persaingan bisnis dengan kompetitor?
Bukan persaingan bisnis yang saya takutkan. Sama seperti semua maskapai penerbangan lain, saya paling takut pada yang namanya accident (kecelakaan). Setiap pagi rasanya selalu malas dan takut baca e-mail atau melihat berita. Takut ada laporan kecelakaan pesawat.
Apalagi, setiap hari ada sekitar 518 penerbangan kami yang mengangkut 85.000 orang. Kami harus mengantar dengan selamat sampai tujuan. Sementara itu, accident bisa disebabkan kondisi alam maupun manusia. Tapi, yang selalu pasti disalahkan adalah perusahaan penerbangan.
Suka-duka mengangkut jutaan penumpang?
Saya tidak suka dengan e-mail yang masuk yang intinya berbunyi komplain. Dengan jutaan penumpang, sulit untuk bisa memuaskan semua. Jadi, jika ada yang seperti itu, saya serahkan kepada direksi lain untuk diselesaikan. Tapi, e-mail yang mengucapkan terima kasih kepada Lion Air pasti akan kami pajang di kantor. Sebab, semakin banyak semakin bagus untuk kami.
Jika dipikir, berkerja di airlines pasti stres berat karena banyak komplain dan permintaan. Kalau soal kompetisi, saya tidak terlalu pusing karena peluang masih sangat besar. Karena itu, saya bisa saja ke kantor dua kali dalam seminggu. Biar semua diurus sama manajemen yang berkompeten.
Bagaimana menghadapi penumpang yang komplain?
Banyak cerita lucu yang berkaitan dengan penumpang. Ada cerita, saat dulu kami awal-awal terbang ke Medan, seorang penumpang terlambat check-in. Petugas menyatakan sudah terlambat dan tidak bisa terbang. Tapi, si penumpang malah membalas, ”Hei, jangan bohong kau, itu pesawatnya masih ada di situ.”
Ada juga saat pramugari menyediakan minuman bersoda kepada penumpang. Kami tidak memberikan gelas besar karena takut tidak habis. Ada seorang penumpang yang meminta minum soda. Tak beberapa lama, dia kembali memanggil pramugari lewat bel meminta minumannya ditambah. Kemudian, dia memanggil lagi meminta tambah minuman. Sampai akhirnya penumpang itu bilang, ”Sudah, botolnya ditinggal di sini saja.”
Selain armada, bagaimana dengan kru?
Kami juga berusaha memberikan layanan terbaik melalui pramugari. Misalnya, dari sisi penampilan. Di Wings Air, pada 2007, seragamnya berupa kaus ketat. Karena itu, ada penumpang yang minta dibantu memasukkan bagasi ke kabin atas. Tujuannya, supaya bisa melihat bagian tubuh yang tak tertutupi.
Bahkan, ada pramugari yang punya temporary tattoo di bagian perut yang bertulisan ”Halo Selamat Datang” dan langsung terlihat. Hahaha… Itu membuat manajemen dipanggil anggota dewan. Ada anggota dewan yang memprotes keras seragam pramugari kami. Supaya lebih menarik, kami juga merancang rok pramugari Lion dengan belahan panjang. Hahaha?
Apakah open sky bakal menguntungkan Indonesia?
Lokasi Indonesia sangat strategis. Namun, karena belum ada open sky, maskapai kami tak bisa memanfaatkannya. Rencananya, open sky berlaku pada 2015 di kawasan ASEAN berupa pembukaan wilayah udara antara sesama anggota. Bila open sky bisa dipercepat, kami bisa terbang ke negara lain. Open sky bukan ancaman. Sebab, maskapai asing hanya transit, misalnya di Indonesia, dan kita bisa melakukan hal yang sama. ***

Rusdi Kirana



Beberapa tahun silam, terbang dengan pesawat hanya milik orang-orang berduit. Anggapan ini begitu kuat melekat karena memang ongkos naik pesawat sangat mahal. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan peraturan, mulailah bermunculan pesawat dengan biaya lebih terjangkau. Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Jika dulu pesawat hanya didominasi oleh Garuda dan Merpati-dua perusahaan penerbangan milik pemerintah (BUMN)-yang notabene harga tiketnya cenderung mahal, kini berbagai maskapai terbang menghiasi angkasa Indonesia.

Maraknya dunia penerbangan Indonesia saat ini boleh jadi dipelopori oleh munculnya maskapai penerbangan murah (low cost) pertama di Indonesia, yaitu Lion Air. Dengan slogannya: "We make people fly" atau "Kita membuat orang-orang terbang", maskapai yang baru beroperasi awal tahun 2000-an tersebut seolah memicu munculnya maskapai low cost lainnya. Lion sebagai maskapai baru segera menjadi bahan perbincangan karena mampu menyedot banyak penumpang meski kehadirannya sempat diragukan sebelumnya. Bahkan kini, maskapai tersebut telah menduduki peringkat kedua sebagai maskapai dengan penumpang paling banyak di tanah air.

Sukses Lion Air tak bisa lepas dari sosok pimpinannya, yakni Rusdi Kirana. Kelahiran 17 Agustus 1963 ini mampu menepis segala keraguan dengan menjadikan Lion Air sebagai salah satu armada terbesar saat ini. Berbekal pengetahuan menjadi sales agent sebuah biro perjalanan, ia nekad mendirikan Lion Air. Ia menyebut modalnya saat itu hanya kepercayaan. ""Dari mana saya punya uang, modal airline itu kan bukan cuma 1-2 milyar? Ini karena kepercayaan," tegasnya.

Terlahir dari keluarga pedagang, bapak tiga anak ini memang dididik dengan keras oleh keluarganya. Hal itulah yang menjadi bekalnya untuk membesarkan Lion Air. Dari kesuksesannya mendirikan biro perjalanan Lion Tours, bersama dengan saudaranya-Kusnan Kirana-ia memberanikan diri terjun ke bisnis penerbangan. Kala itu, banyak orang memperkirakan Lion Air tidak akan bertahan lama. Sebab, pengalaman menjalankan bisnis biro perjalanan dianggap sangat berbeda dengan menjadi operator pesawat sendiri. "Banyak yang memprediksi saya, Lion Air akan segera tutup. Waktu saya bisa bertahan sampai hampir setahun, ada teman dari salah satu airline menelepon, you hebat juga bisa bertahan. Saya bilang saya bukan hebat, nasib saja yang membawa saya bisa begini," ujarnya merendah.

Selain pekerja keras, Rusdi memang dikenal sebagai orang yang rendah hati. Ia mudah bergaul dengan banyak orang dan selalu tampil sederhana di setiap kesempatan. Rusdi mengatakan bahwa itu semua didapat karena latar belakang pendidikan orangtuanya. "Kami, nggak pernah diarahkan mesti jadi apa. Jadi bajingan, maling atau pengusaha, terserah. Tapi ada satu, mesti punya hati nurani. Dukungan materi tak mereka berikan, tapi moril sangat besar, dan saya bisa sampai di hari ini karena dipercaya orang," terangnya menyebut salah kunci sukses membesarkan Lion Air.

Selain itu, Rusdi juga menyebut bahwa bisnis yang digelutinya bisa sukses karena ia selalu berusaha memberikan kepuasan kepada orang lain. "Bisa melihat pegawai bekerja, penumpang naik pesawat, mendengar deru mesin pesawat, kita bisa senang, itu prestasi. Kalau sama saya, tiap orang punya standar kepuasan. Karena itu, kita buat agar maskapai ini berprestasi yang baik."
 
Begitulah, dengan prinsip tersebut, Rusdi Kirana kini dikenal sebagai pelopor penerbangan murah di tanah air. Bahkan, ia pernah dinobatkan sebagai tokoh bisnis paling berpengaruh dari sebuah media ekonomi nasional. Kini, perusahaannya juga telah bersiap mendunia dengan aliansi beberapa maskapai dunia. Beberapa waktu lalu, Rusdi juga menandatangani kesepakatan pembelian pesawat Boeing terbaru senilai US$8,5 miliar. Di tengah banyak sorotan negatif tentang dunia penerbangan Indonesia, semoga langkah Rusdi ini akan membuat dunia penerbangan Indonesia kembali cerah dan terjauh dari segala bentuk kecelakaan.

Rusdi Kirana adalah contoh orang yang selalu optimis di tengah pandangan negatif yang ditujukan padanya. Ia lebih memilih untuk menunjukkan kapasitas dan kemampuan dengan bukti nyata, dibandingkan menanggapi asumsi negatif orang lain. Namun, di saat dirinya mampu membuktikan dan meraih kesuksesan, ia pun tetap rendah hati. Sebuah contoh perjuangan yang patut dijadikan contoh kegigihan semangat wirausahawan sejati. Luar Biasa!!!
Maskapai pelopor penerbangan murah, Lion Air, semakin mengembang sayapnya. Lalu siapakah 'pilot' di balik bisnis dengan slogan "We make people fly" ini?

Adalah Rusdi Kirana, pria kelahiran 17 Agustus 1963 yang dinilai telah berhasil membuat nama Lion Air dikenal khalayak. Dengan bekal pengalaman sebagai sales agent sebuah biro perjalanan, ia bersama saudaranya, Kusnan Kirana, mendirikan Lion Tours kemudian berlanjut ke bisnis penerbangan yang diberi nama Lion Air.

Semangatnya yang pantang menyerah berasal dari latar belakang keluarga yang berdarah pedagang ini, mampu menepis keraguan orang-orang sekitarnya akan keberhasilan bisnis tersebut. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya Wings Air anak usaha Lion air dan jumlah pesawat yang dimilikinya yang telah mencapai 90 pesawat.

Baru-baru ini, bos Lion Air membuat kejutan dengan memborong 230 pesawat Boeing besutan AS senilai US$21,7 miliar atau sekitar Rp195 triliun. Tak tanggung-tanggung, penandatanganan kesepakatan pembelian ini disaksikan langsung oleh Presiden AS Barack Obama.

Pria yang dikenal dengan sifat rendah hati, mudah bergaul dan selalu tampil sederhana ini mengawali bisnis penerbangan dengan modal sebesar US$10 juta. Lulusan Universitas Pancasila ini sempat masuk dalam jajaran orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes 2010 dengan harta kekayaan mencapai US$580 juta.

Selasa, 20 Desember 2011

Kepemimpinan

Seni Memimpin

 Makna kepemimpinan adalah :
1. Kepemimpinan sejati adalah yang suportif, bukan memaksakan
2. Pemimpin sejati berupaya memimpin orang lain, bukan mendorong-dorong dari belakang.
3. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain
4. Kepemimpinan berarti mendahulukan dan mengutamakan visi, bukan aksi.
5. Kepemimpinan berarti pemahaman bahwa orang lebih penting ketimbang benda-benda mati.
6. Kepemimpinan adalah seni, yang mesti dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati. Jangan disalah artikan sebagai sekedar posisi. KEPEMIMPINAN BUKANLAH PERMAINAN EGO
1. Pementingan diri sendiri sebagai seorang pemimpin adalah pembunuhan terhadap diri sendiri.
2. Semangat sebuah kelompok mencerminkan semangat kepemimpinannya.
3. Ego bisa menjadi penghalang, bisa pula menjadi pelancar kreatifitas. Ego bisa membantu jika aliran energinya mengarah ke pekerjaan yang mesti dirampungkan, bukan mengarah ke dalam diri sendiri.
4. Ingat, Kepemimpinan bukanlah permainan Ego!!
KEPEMIMPINAN BERARTI TANGGUNG JAWAB
1. Pandanglah kepemimpinan bukan sebagai keglamoran, melainkan tanggung jawab
2. Jangan terlampau memikirkan opini orang lain, sebagaimana memikirkan kenyataan.
3. Jangan terpengaruh pujian atau hujatan orang lain, tidak juga reaksi personal anda; pikirkan tindakan (aksi) Anda, bagaimana menyelesaikan sebuah pekerjaan.
4. Pusatkan perhatian pada ritme-ritme yang panjang dalam sebuah proyek, bukan yang naik turun secara temporer
5. Siaplah memikul tanggung jawab baik terhadap keberhasilan maupun kegagalan
6. Menerima tanggung jawab berarti mau menerima tugas mencari jawaban-jawaban kreatif kendati konvensi mengatakan sudah tak ada lagi.
KEPEMIMPINAN BERARTI MENGESAMPINGKAN BERBAGAI KEINGINAN PRIBADI
1. Pemimpin sejati menempatkan keinginan-keinginan pribadinya di urutan paling belakang, bukan pertama
2. Pemimpin sejati tak pernah sekalipun bertanya “Apa yang saya suka?” dalam setiap kesempatan, melainkan, “Apa yang saya rasa diperlukan ?” dan apa yang tepat?”
3. Pendekatan terbaik terhadap setiap masalah adalah, “Apa yang sepertinya bakal terjadi di sini?” Kecakapan sebagai pemimpin ditunjukkan lewat kemampuannya menyesuaikan Ketidakpersonalan (impersonally)-nya dengan rangkaian kejadian yang sedang mengalir.
4. Kepemimpinan membutuhkan keterbukaan terhadap perasaan orang lain dan bukan mengesampingkannya demi alasan “lebih mementingkan tugas”. Dalam cakup yang luas, kesejahteraan merekalah yang menjadi tugasnya.
KEPEMIMPINAN BERARTI MELAYANI
1. Pandanglah kepemimpinan sebagai sekedar pekerjaan, sebagaimana orang-orang lain.
2. Kepemimpinan berarti memberikan layanan, bukan menerimanya.
3. Kesahajaan lebih penting buat seorang pemimpin, ketimbang medali pencapaian apapun.
4. Kesahajaan adalah kejujuran terhadap diri sendiri
5. Jika Anda orang yang taat beragama, pandanglah Tuhan sebagai yang menentukan segalanya; Jadikan karya anda sebagai persembahan untuk-Nya.
KEPEMIMPINAN BERARTI LOYALITAS
1. Bekerjasamalah dengan orang lain menurut keadaan mereka, bukan mau anda atas diri mereka.
2. Bekerjasamalah dengan segala sesuatunya sebagaimana lazim, bukan semau-mau anda.
3. Bersabarlah. Pahamilah bahwa memberikan sudut pandang baru kepada orang lain itu membutuhkan waktu.
4. Untuk mendapatkan loyalitas anak buah, lebih dulu curahkanlah perhatian pada loyalitas Anda sendiri.
5. Untuk memenangi cinta, berikanlah cinta, cinta anda, terlebih dulu.
6. Saat mengoreksi orang lain, pikirkan kesiapan dia untuk mendengarnya.
7. Lebih dahulu, bersikalah loyal kepada diri anda sendiri.
KEPEMIMPINAN ADALAH INTUISI YANG DIBIMBING OLEH AKAL SEHAT
1. Pemimpin bijak lebih menaruh perhatian pada apa yang memang terjadi ketimbang apa yang dia inginkan.
2. Dia lebih mementingkan apa yang bisa memberikan hasil, bukan sekedar opini-opini, atau bahkan opininya sendiri.
3. Dia lebih menghargai kebenaran daripada apa yang dia pikir tepat.
4. Seorang pemimpin yang bijak bisa meyakinkan orang lain dengan alasan yang masuk akal, atau dengan daya tarik keyakinannya sendiri, dan tak pernah menggunakan “otoritas keluar (outward authority)” dari posisinya ataupun pengalamannya masa lalu.
5. Pendukung yang diskriminatif (dalam arti positif, red) perlu ditumbuhkembangkan, bukan sekedar dibuat yakin.
6. Waspadalah ketika mendasarkan alasan pengajuan rencana anda cuma pada pijakan intuisi. Cobalah untuk menyampaikan ide-ide anda dengan cara yang mengundang tanggapan cerdas.
7. Gunakan selalu akal sehat sebagai panduan.
8. Akal sehat adalah kemauan untuk belajar dari pengalaman.
9. Akal sehat dan intuisi bisa digunakan seiring dan sejalan, masing-masing saling memberikan kejernihannya. Akal sehat menelaah intuisi. Dan, intuisi mengilhami akal sehat agar selalu meraba-raba dibalik apa yang telah dikenali menuju ladang terbuka yang belum dikenali.
PENTINGNYA KELUWESAN DALAM KEPEMIMPINAN
1. Terbukalah untuk mengakui kekeliruan Anda. Ingat, hanya kebenaran yang akhirnya akan menang.
2. Biarkan ide-ide anda mengalir lancar. Camkanlah bahwa kesempurnaan bukanlah hal yang mesti diutamakan, melainkan arah.
3. Adaptasikan tindakan anda dengan kenyataan.
4. Hadapi setiap situasi yang muncul dengan cara yang segar. Pandanglah sebagaimana adanya.
5. Jangan terlalu banyak membikin aturan, karena aturan yang terlampau banyak justru bisa menghancurkan upaya anda.
6. Terbukalah terhadap sudut pandang otang lain; mungkin mereka lebih baik dari sudut pandang anda sendiri
7. Berusahalah untuk memusatkan pada diri anda yang lebih dalam, dan bersandarlah disitu.
PERLUNYA BERTINDAK BUKAN BICARA DALAM KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan berarti tindakan atau aksi, bukan sekedar ide-ide bagus untuk bertindak
2. Jangan menghabiskan begitu banyak energi untuk membuat rencana, sehingga tak tersisa lagi untuk melaksanakan rencana itu.
3. Tindakan munculnya kreatifitas.
4. Hampir semua tindakan jauh lebih baik ketimbang diam berlama-lama, akibat tak ada keputusan yang pasti
KEPEMIMPINAN BERATI MEMBERIKAN DUKUNGAN
1. Berusahalah untuk memperbesar kemampuan anak buah anda, dalam soal kreatifitas, dan juga kualitas kepemimpinan mereka.
2. Beri dorongan kepada mereka dalam proyek yang mereka jalankan.
3. Biarkan mereka belajar dari kesalahan mereka sendiri.
4. Terbukalah untuk kompromi. Jangan mengharap lebih dari apa yang bisa mereka berikan. Jika terpaksa, perluas cakrawala pandang mereka sedikit demi sedikit.
5. Ajaklah mereka untuk mendukung, bukan untuk memerintahkan.
6. Terima saja otoritas anda sebagaimana yang mereka berikan.
7. Jangan pernah melimpahkan pekerjaan yang anda sendiri tidak mau mengerjakannya.
MANFAATKAN KEKUATAN ANAK BUAH DALAM KEPEMIMPINAN
1. Berusahalah menambah tinggi kualitas terbaik anak buah, bukan mengeluhkesahkan kualitas terburuk mereka. Anda akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dengan memberikan semangat kepada orang lain, ketimbang dengan mengecilkannya.
2. Manfaatkan berbagai kekuatan organisasi anda, bukan justru kelemahannya. Curahkan lebih banyak energi kepada orang-orang yang idenya sejalan dengan anda, ketimbang mengurusi mereka yang berkecenderungan menolak anda.
3. Jangan terlalu banyak menghamburkan energi untuk menghadapi berbagai situasi negatif. Kuatkan sisi positifnya, dan segala pusaran negatif pun akan pudar, atau menyingkir dengan sendirinya dari hadapan anda.
4. Jangan biarkan anak buah hanya melontarkan kritik negatif. Ajari mereka bahwa mereka punya hak bicara asalkan bisa memberikan solusi saat mereka menunjuk persoalan.
5. Berikan dorongan kepada mereka yang mau mengerjakan, bukan cuma bicara.
6. Jangan pernah memburu popularitas. Curahkan perhatian lebih besar pada berbagai isu, perkembangan, dan prinsip-prinsip yang dipegang.
7. Jangan pernah bicara suka atau tidak suka secara pribadi, melainkan senantiasa menuruti rasa keadilan, kejujuran (fairness), dan kebenaran.

CSR

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Atau disebut dengan : corporate citizenship, responsible business and corporate social performance
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya
( namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang akan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu sendiri (Daft, 2006: 213)
PANDANGAN PRO –KONTRA TERHADAP CSR
Di kalangan akademis dan kebijaksanaan publik, ada 2 pandangan yang saling bertentangan .
Pandangan klasik beranggapan bahwa tanggung jawab manajemen dalam menjalankan suatu bisnis adalah memaksimalkan laba
Beberapa alasan dalam menentang CSR :
Mengurangi laba perusahaan
Meningkatkan Biaya Perusahaan
Melemahkan Tujuan Bisnis
Terlalu banyak pengaruh Sosial bagi perusahaan
Di sisi lain, pandangan sosio economi beranggapan bahwa setiap organisasi harus menaruh perhatian kepada kesejahteraan sosial perusahaan
1.  Keuntungan jangka panjang
2.  Citra perusahaan
3.  Perusahaan memiliki kewajiban etis
4.  Perusahaan memiliki Sumber daya
5.  Lingkungan yang lebih baik bagi semua orang
6.  Masyarakat menginginkannya
Banyak kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan :
1.  Ekologi dan Lingkungan
2.  Kebenaran dalam membantu dan melindungi lingkungan
3.  Bantuan pendidikan serta pelayanan kebutuhan masysrakat
4.  Praktek kerja yang memperhitungkan kaum minoritas
5.  Hubungan industrial yang progresif dan bantuan terhadap karyawan
6.  Kedermawanan perusahaan
ENAM PROGRAM PILIHAN
 Phillip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya ”Corporate Social Responsibility, Doing the Most Good for Your Company and Your Cause” (2005), mengidentifikasi enam pilihan program bagi perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Keenam inisiatif sosial yang bisa dieksekusi oleh perusahaan adalah: pertama, Cause Promotions dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial tertentu seperti, misalnya, bahaya narkotika.
Kedua, Cause-Related Marketing bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu.
Ketiga, Corporate Social Marketing di sini perusahaan membantu pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk merubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti misalnya kebiasaan berlalu lintas yang beradab.
Keempat, Corporate Philantrophy adalah inisitiatif perusahaan dengan memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai.
Kelima, Community Volunteering dalam aktivitas ini perusahaan memberikan bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan membantu masyarakat setempat.
Keenam, Socially Responsible Business Practices, ini adalah sebuah inisiatif di mana perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi lingkungan.


TRIPLE BOTTOM LINES
"People, Planet and Profit" are used to succinctly describe the triple bottom lines and the goal of sustainability. The phrase was coined by John Elkington, co-founder of the business consultancy SustainAbility in 1994. It was later expanded and articulated in his 1998 book Cannibals with Forks: the Triple Bottom Line of 21st Century Business. (ref Business and Sustainable Development: A Global Guide). Sustainability, itself, was first defined by the Brundtland Commission of the United Nations in 1987.

People

"People" (Human Capital) pertains to fair and beneficial business practices toward labor and the community and region in which a corporation conducts its business.
The Global Reporting Initiative (GRI) has developed guidelines to enable corporations and NGO's alike to comparably report on the social impact of a business.

 Planet

"Planet" (Natural capital) refers to sustainable environmental practices. Generally, sustainability reporting metrics are better quantified and standardized for environmental issues than for social ones. A number of respected reporting institutes and registries exist including the Global Reporting Initiative, CERES Community Environment Park, Institute 4 Sustainability and others.

Profit

"Profit" is the bottom line shared by all commerce, conscientious or not. Arguably, from the perspective of sustainability, “Profit” is the most critical of the three triple bottom lines. If a strong focus is not maintained on the value proposition for the product or service for sale, profits will be affected and consequently a business’s ability to have any impact through its purpose (People and/or Planet) will be eroded.
Dalam melakukan CSR : perusahaan perlu melakukan CBBO: Cause-Business-Brand –Objective Analysis : program CSR tidak hanya cukup menghadirkan program sosial tanpa adanya analisa secara mendalam thd kesesuaian program tsb dengan misi dan tujuan perusahaan
Contoh ketepatan antara business dan brand mission : Body Shop yang sejak awal kemunculannya menunjukkan perhatiannya pada dunia ketiga, tidak melakukan uji coba pada binatang serta menolak kekerasan dalam rumah tangga.
Menurut penelitian dari Cone/Roper Corporate Citizenship di AS menunjukkan 88% karyawan yang menyadari program CSR memilik tingkat loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya bahkan 53% bekerja disebuah perusahaan karena komitmen perusahaan thd isu-isu sosial
Pada tahun 2001, penelitian National Employee Benchmark Study yang dilakukan oleh Walker Information : 62% karyawan yang bekerja di perusahaan yang memiliki CSR akan merekomendasikan perusahaan tersebut kepada orang lain, yang lebih menarik 73% karyawan menyebutkan mereka lebih loyal terhadap perusahaan yang memiliki misi sosial dengan program CSR.   
 Lima kriteria penting dalam menjalankan program saat ini :
1.    Sustainable empowerment
2.    Strategic Aliances dengan organisasi nirlaba
3.    employee participation 
4.    CSR yang mampu membangun buffer sosial dan politik
5.    High Profile : stand out : yang mudah didengar, dilihat dan diingat orang
Contoh CSR:
MARUBENI
Creating a Better Workplace for Women
Marubeni is dedicated to improving workplaces so that female employees can work comfortably and with peace of mind. In addition to espousing equal employment opportunities during recruitment, we have also introduced the Childcare Leave System and Nursing Leave System. During fiscal 2005, we also organized a team to make recommendations suggested by female employees to the company.
Seringkali tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR  oleh perusahaan seringkali hanya dimaknai dangkal. Apa yang diartikan sebagai tanggung jawab sosial (CSR) adalah ketika perusahaan memberikan bantuan sosial kepada korban-korban bencana alam, memberi  bantuan-bantuan  pada panti sosial atau yang disebut dengan praktek philanthropic, kemudian diliput media dan mendapat simpati dari masyarakat.
Padahal CSR bukan praktek celebrasi semata, CSR sesungguhnya adalah tanggung jawab moral yang penuh bagi para pemangku kepentingan perusahaan seperti karyawan, konsumen , masyarakat luas.
Kita lihat salah satu definisi tentang tanggung jawab sosial. Menurut World Business Council for Sustainable Development , CSR adalah komitmen untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang mana korporasi atau perusahaan bekerja dengan para karyawan, keluarga karyawan,  local community dan masyarakat secara umum untuk bersama-sama mewujudkan kualitas kehidupan (improving the quality of life). Artinya apa? Bahwa tugas perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya saja.  Namun dia harus memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas kehidupan karyawan, memiliki tanggung jawab moral kepada komunitas lokal , konsumen serta pemangku kepentingan yang lain.  CSR  adalah cara dimana perusahaan berdialog dengan lingkungan dimana dia memberikan feedback yang positif kepada lingkungannya,   dimana lingkungan juga memberikan feed-backnya kepada bisnis, demikian seterusnya sehingga lingkaran dialektika ini yang sering disebut dengan mekanisme triple bottom line (People, Planet dan Profit)
 Bisnis dengan CSR sangat berbeda dengan bisnis traditional. Bisnis tradisional yang mengabaikan etika yang hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek akan semakin ditinggalkan orang dan akan meninggalkan image yang negatif (bad image) di mata public. Ada banyak sekali contoh, Enron sebagai salah satu perusahaan global yang harus kehilangan reputasi besarnya, kehilangan investor dan konsumennya karena banyak pelanggaran etika bisnis yang dilakukan. Di dalam negeri, kita mencatat Lapindo Brantas meninggalkan kenangan buruk akan para korban lumpur yang harus kehilangan tempat tinggal, pekerjaan dan tercerabut dari akar kulturnya    
Pengabaian-pengabaian terhadap tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh korporasi akhir-akhir ini menjadi topic yang hangat untuk dibicarakan serta direnungkan  Aksi demonstrasi anti Wall Street beberapa waktu yang lalu, dan masih dilakukan hingga kini  dilakukan karena masysrakat geram pada perilaku perilaku yang sangat tidak etis dari para eksekutif korporasi di negeri Paman Sam, yang antara lain membagi-bagikan bonus pada para eksekutifnya yang sumber dananya berasal dari suntikan dana Pemerintah AS . Di dalam negeri,  demo besar-besaran juga dilakukan oleh karyawan Freeport yang pada intinya menuntut peningkatan kesejahteraan sosial dari perusahaan .  Demo dan aksi karyawan pada karyawan Freeport bahkan mencapai puncaknya ketika hampir dari 90 persen karyawan Freeport ikut turun dan berdemo. Para konsumen operator seluar berbondong-bondong memprotes perusahaan operator karena mereka kehingan pulsanya karena praktek bisnis yang dipandang tidak fair yang dilakukan perusahaan
Menumbuhkan semangat tanggung jawab sosial dan etika manajerial menjadi tantangan tak terpisahkan dari bisnis dan korporasi modern, dan harus dimulai serta diawali sedini mungkin. Dari hal-hal yang sederhana, semisal memberikan upah yang layak bagi karyawan, memberikan lingkungan kerja yang sehat, bersikap jujur kepada konsumen, memberikan informasi yang benar alias tidak menyesatkan kepada calon investor dan konsumen, hingga tidak mengurangi ukuran berat timbangan atau bandul adalah bagian dari penegakan-penegakan etika bisnis yang kiranya tidak berat untuk dilakukan oleh perusahaan.  Banyak tindakan-tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh bisnis untuk bertindak secara etis dan memiliki moral yang tinggi
Adalah kewajiban manajemen untuk membuat suatu pilihan dan mengambil tindakan yang akan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu sendiri.

Presentasi


PRESENTASI BISNIS
Presentasi bisnis : bentuk komunikasi yang berorientasi yang disajikan dalam suatu lingkungan bisnis kepada khalayak yang relatif homogen (x heterogen)
Presentasi bisnis :melalui sikap yang sangat efektif, penyaji diharapkan dapat memanfaatkan semua SD manusia dan sumber daya fisik yang tersedia untuk memaksimalkan peluang keberhasilan.
Presentasi :diberikan untuk mendatangkan perubahan (seringkali pada saat presentasi), mendukung tindakan khusus, dan/atau mendorong kelompok atau seseorang yg berwenang utk mengambil keputusan yang khusus
 JENIS-JENIS PRESENTASI 
Presentasi informatif : terdiri dari penjelasan ringkas , laporan, atau instruksi
Penjelasan ringkas (briefing) biasanya bersifat umum atau informal. Penjelasan ringkas internal melibatkan pembicara dan khalayak dalam organisasi yang sama
Presentasi instruksional melibatkan pelatihan dan/atau orientasi pegawai baru, pembaharuan pelatihan semua pegawai atau penjelasan prosedur
atau metode baru
KIAT KEBERHASILAN DALAM PRESENTASI PERSUASIF  
Ketika mengembangkan kiat persuasif anda harus memulainya dengan mempelajari sebanyak-banyaknya anggota khalayak, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Kiat untuk meningkatkan etos dan kredibilitas sumber : sumber pesan  adalah orang yang berpengetahuan luas, dapat dipercaya, sungguh-sungguh dan peduli thd khalayaknya. 
FUNGSI PUBLIC SPEAKING
(Whitman&Boase, dalam Yayan hal. 2)
1.  Menarik perhatian
2.  Menghibur
3.  Memberikan informasi
4.  Mempertanyakan suatu perkara
5.  Membujuk
6.  Meyakinkan
7.  Memberikan rangsangan
8.  Memberikan kritikan
9.  Membentuk kesan
10.             Memperingatkan
11.             Membangun semangat
12.             Memberikan instruksi
13.             Menyajikan sebuah penelusuran
14.             Menggerakkan massa
MENDENGARKAN SEBELUM BERBICARA/PIDATO
Siapapun pembicara biasanya, pendengar akan bertanya kepada diri sendiri pertanyaan seperti:
Ø  Apakah pembicara menyampaikan sesuatu yang berguna untuk disampaikan?
Ø  Apa yang akan saya dapatkan dari mendengarkan pembicara tersebut?
Ø  Apakah saya punya waktu untuk mendengarkan?
Ø  Apakah saya ingin mendengarkan?
Mendengarkan adalah ketrampilan yang dapat dilatih.
§  Apakah anda memahami seluruh apa yang disampaikan pembicara? Apa yang menjadi kendala untuk memahami?
§  Apa yang anda lakukan atau katakana jika anda tak memahami pembicara? Bagaimana respon dari pembicara?
§  Apakah aksen, kecepatan menyampaikan, atau istilah dan singkatan-singkatan yang digunakan pembicara mempengaruhi anda untuk memahami pesan dari pembicara. Mengapa? Beri contoh
Kunci untuk menjadi pendengar yang baik
§  Tunjukkan ketertarikan
§  Hindari gangguan (radio, TV, HP, dll)
§  Perhatikan pilihan/penggunaan kata-kata
§  Berikan respon kepada pembicara
§  Bertanya bilamana perlu
§  Buatlah pembicara merasa nyaman dan enak
Pembicara yang baik biasanya dinilai
§  Bagaimana presentasi disusun
§  Bagaimana cara pembicara menyampaikan pidatonya
§  Bagaimana pembicara merasa nyaman dengan topik, pendengar maupun dengan diri mereka sendiri
7 langkah Membuat Presentasi yang efektif
1.      Tentukan Topik
2.      Analisa Pendengar
3.      Batasi topik
4.      Kumpulkan informasi atau sumber berkaitan topik yang dipilih
5.      Buatlah pidato/presentasi relevan dengan pendengar
6.      Susun materi pidato secara efektif
7.      Pilihlah visual atau verbal untuk membantu mengilustrasikan materi dan menjaga perhatian pendengar.
Menggali Ide
Strategi mendapatkan ide:
a. Dari diri sendiri -- membuat list tentang
§  minat
§  kegiatan yang menarik
§  hobi
§  memori
§  catatan
§  pengalaman dll
b. Dari Pendengar:
     Apa yang menarik atau penting untuk pendengar?
     Dengan cara;
§  menanyai mereka
§  membaca atau mendengarkan sesuatu yang disukai pendengar
§  menganalisa pendengar

MEMILIH TOPIK

1.          Apakah topik yang saya pilih menarik saya?
2.          Apakah topik menarik dan penting untuk pendengar?
3.          Apakah saya mampu mendapatkan bahan pendukung serta waktu yang cukup untuk topik yang saya pilih?
4.          Apakah saya cukup tahu tentang topik dan dapat memulai riset serta menterjamahkan apa yang saya temukan.

MEMFOKUSKAN/MEMBATASI  TOPIK

Sekali anda memilih topik, anda harus fokus

§  Tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas
§  Didasarkan pada waktu yang disediakan
§  Tidak memaksakan memberikan banyak/semua informasi
§  Membuat sub-sub topik
MATRIK PRESENTASI
Header
Topik: subyek yang akan dibicarakan
Tujuan: Apa yang anda ingin pendengar tahu, melakukan sesuatu atau pikirkan setelah mendengar presentasi anda
Pendengar: grup atau orang-orang yang akan mendengarkan pidato/presentasi anda
Pendahuluan
Kalimat penarik perhatian: cerita, humor/cerita lucu, pernyataan yang kontroversial, pertanyaan untuk membuat pendengar tertarik.
Thesis: Satu kalimat pernyataan tentang apa presentasi anda
Kalimat metode: Outline tentang beberapa poin yang akan anda sampaikan
Isi/badan
Ide utama: hal-hal utama yang akan disampaikan sesuai thesis
Ide pendukung: ide yang erat hubungannya dan langsung berhubungan dengan salah satu ide utama dan membantu memahami ide utama.
Detil/ContohInformasi khusus yang memberi ilustrasi terhadap ide utama atau ide pendukung
Penutup
Transisi+thesis: kata-kata transisi untuk menyimpulkan
Pernyataan penegasan ide pokok: Rekap dari poin utama
Penutup: Kalimat penutup untuk merangkum presentasi
Tidak tahu : tahu
Belum sadar (unaware) : sadar (aware)
Tidak suka (unfavorable): suka (favorable)
Negatif : Positif
Tidak ada tindakan  (mis; pembelian) ; ada tindakan