CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Atau disebut dengan : corporate citizenship, responsible business and corporate social
performance
adalah suatu konsep bahwa organisasi,
khususnya
( namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas
dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di
mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial
dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Kewajiban
manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang akan memberikan
kontribusi terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi
itu sendiri (Daft, 2006: 213)
PANDANGAN
PRO –KONTRA TERHADAP CSR
Di
kalangan akademis dan kebijaksanaan publik, ada 2 pandangan yang saling
bertentangan .
Pandangan
klasik beranggapan bahwa tanggung jawab manajemen dalam menjalankan suatu
bisnis adalah memaksimalkan laba
Beberapa
alasan dalam menentang CSR :
Mengurangi
laba perusahaan
Meningkatkan
Biaya Perusahaan
Melemahkan
Tujuan Bisnis
Terlalu
banyak pengaruh Sosial bagi perusahaan
Di
sisi lain, pandangan sosio economi beranggapan bahwa setiap organisasi harus
menaruh perhatian kepada kesejahteraan sosial perusahaan
1. Keuntungan jangka panjang
2. Citra perusahaan
3. Perusahaan memiliki kewajiban etis
4. Perusahaan memiliki Sumber daya
5. Lingkungan yang lebih baik bagi semua orang
6. Masyarakat menginginkannya
Banyak
kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan :
1. Ekologi dan Lingkungan
2. Kebenaran dalam membantu dan melindungi lingkungan
3. Bantuan pendidikan serta pelayanan kebutuhan
masysrakat
4. Praktek kerja yang memperhitungkan kaum minoritas
5. Hubungan industrial yang progresif dan bantuan
terhadap karyawan
6. Kedermawanan perusahaan
Phillip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya ”Corporate Social Responsibility, Doing the Most Good for Your Company and Your Cause” (2005), mengidentifikasi enam pilihan program bagi perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Keenam inisiatif sosial yang bisa dieksekusi oleh perusahaan adalah: pertama, Cause Promotions dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial tertentu seperti, misalnya, bahaya narkotika.
Kedua, Cause-Related Marketing bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu.
Ketiga, Corporate Social Marketing di sini perusahaan membantu pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk merubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti misalnya kebiasaan berlalu lintas yang beradab.
Keempat, Corporate Philantrophy adalah inisitiatif perusahaan dengan memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai.
Kelima, Community Volunteering dalam aktivitas ini perusahaan memberikan bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan membantu masyarakat setempat.
Keenam, Socially Responsible Business Practices, ini adalah sebuah inisiatif di mana perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi lingkungan.
TRIPLE
BOTTOM LINES
"People,
Planet and Profit" are used to succinctly describe the triple bottom lines
and the goal of sustainability. The phrase was coined by John Elkington,
co-founder of the business consultancy SustainAbility in 1994. It was later
expanded and articulated in his 1998 book Cannibals with
Forks: the Triple Bottom Line of 21st Century Business. (ref Business and
Sustainable Development: A Global Guide). Sustainability, itself, was first
defined by the Brundtland Commission of the United
Nations in 1987.
People
"People"
(Human
Capital) pertains to fair and beneficial business practices toward labor
and the community and region in which a corporation conducts its business.
The Global Reporting Initiative (GRI) has
developed guidelines to enable corporations and NGO's alike to comparably
report on the social impact of a business.
Planet
"Planet"
(Natural
capital) refers to sustainable environmental practices. Generally,
sustainability reporting metrics are better quantified and standardized for
environmental issues than for social ones. A number of respected reporting
institutes and registries exist including the Global Reporting Initiative, CERES Community Environment Park, Institute 4 Sustainability
and others.
Profit
"Profit"
is the bottom line shared by all commerce, conscientious or not. Arguably, from
the perspective of sustainability, “Profit” is the most critical of the three
triple bottom lines. If a strong focus is not maintained on the value
proposition for the product or service for sale, profits will be affected and
consequently a business’s ability to have any impact through its purpose
(People and/or Planet) will be eroded.
Dalam melakukan CSR
: perusahaan perlu melakukan CBBO: Cause-Business-Brand –Objective Analysis :
program CSR tidak hanya cukup menghadirkan program sosial tanpa adanya analisa
secara mendalam thd kesesuaian program tsb dengan misi dan tujuan perusahaan
Contoh ketepatan antara
business dan brand mission : Body Shop yang sejak awal kemunculannya menunjukkan
perhatiannya pada dunia ketiga, tidak melakukan uji coba pada binatang serta
menolak kekerasan dalam rumah tangga.
Menurut penelitian
dari Cone/Roper Corporate Citizenship di AS menunjukkan 88% karyawan yang
menyadari program CSR memilik tingkat loyalitas yang tinggi terhadap
perusahaannya bahkan 53% bekerja disebuah perusahaan karena komitmen perusahaan
thd isu-isu sosial
Pada tahun 2001,
penelitian National Employee Benchmark Study yang dilakukan oleh Walker
Information : 62% karyawan yang bekerja di perusahaan yang memiliki CSR akan
merekomendasikan perusahaan tersebut kepada orang lain, yang lebih menarik 73%
karyawan menyebutkan mereka lebih loyal terhadap perusahaan yang memiliki misi
sosial dengan program CSR.
Lima kriteria penting
dalam menjalankan program saat ini :
1. Sustainable empowerment
2. Strategic Aliances dengan
organisasi nirlaba
3. employee
participation
4. CSR yang mampu membangun
buffer sosial dan politik
5. High Profile : stand out : yang mudah didengar,
dilihat dan diingat orang
Contoh CSR:
MARUBENI
Creating a Better Workplace for Women
Marubeni is dedicated to improving
workplaces so that female employees can work comfortably and with peace of
mind. In addition to espousing equal
employment opportunities during recruitment, we have also introduced the Childcare Leave System and Nursing Leave System. During
fiscal 2005, we also organized a team to make recommendations suggested by
female employees to the company.
Seringkali tanggung jawab sosial
perusahaan atau CSR oleh perusahaan
seringkali hanya dimaknai dangkal. Apa yang diartikan sebagai tanggung jawab
sosial (CSR) adalah ketika perusahaan memberikan bantuan sosial kepada
korban-korban bencana alam, memberi bantuan-bantuan pada panti sosial atau yang disebut dengan praktek
philanthropic, kemudian diliput media dan mendapat simpati dari masyarakat.
Padahal CSR bukan praktek celebrasi
semata, CSR sesungguhnya adalah tanggung jawab moral yang penuh bagi para pemangku kepentingan perusahaan seperti
karyawan, konsumen , masyarakat luas.
Kita lihat salah satu definisi tentang
tanggung jawab sosial. Menurut World
Business Council for Sustainable Development , CSR adalah komitmen untuk
berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang mana korporasi
atau perusahaan bekerja dengan para karyawan, keluarga karyawan, local community dan masyarakat
secara umum untuk bersama-sama mewujudkan kualitas kehidupan (improving the quality of life). Artinya
apa? Bahwa tugas perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya
saja. Namun dia harus memiliki komitmen
untuk meningkatkan kualitas kehidupan karyawan, memiliki tanggung jawab moral
kepada komunitas lokal , konsumen serta pemangku kepentingan yang lain. CSR adalah cara dimana perusahaan berdialog dengan
lingkungan dimana dia memberikan feedback
yang positif kepada lingkungannya, dimana lingkungan juga memberikan feed-backnya kepada bisnis, demikian
seterusnya sehingga lingkaran dialektika ini yang sering disebut dengan mekanisme
triple bottom line (People, Planet
dan Profit)
Bisnis
dengan CSR sangat berbeda dengan bisnis traditional. Bisnis tradisional yang
mengabaikan etika yang hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek akan
semakin ditinggalkan orang dan akan meninggalkan image yang negatif (bad image)
di mata public. Ada banyak sekali contoh, Enron sebagai salah satu perusahaan
global yang harus kehilangan reputasi besarnya, kehilangan investor dan
konsumennya karena banyak pelanggaran etika bisnis yang dilakukan. Di dalam
negeri, kita mencatat Lapindo Brantas meninggalkan kenangan buruk akan para
korban lumpur yang harus kehilangan tempat tinggal, pekerjaan dan tercerabut
dari akar kulturnya
Pengabaian-pengabaian terhadap
tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh korporasi akhir-akhir ini menjadi
topic yang hangat untuk dibicarakan serta direnungkan Aksi demonstrasi anti Wall Street beberapa
waktu yang lalu, dan masih dilakukan hingga kini dilakukan karena masysrakat geram pada
perilaku perilaku yang sangat tidak etis dari para eksekutif korporasi di
negeri Paman Sam, yang antara lain membagi-bagikan bonus pada para eksekutifnya
yang sumber dananya berasal dari suntikan dana Pemerintah AS . Di dalam
negeri, demo besar-besaran juga
dilakukan oleh karyawan Freeport yang pada intinya menuntut peningkatan
kesejahteraan sosial dari perusahaan .
Demo dan aksi karyawan pada karyawan Freeport bahkan mencapai puncaknya
ketika hampir dari 90 persen karyawan Freeport ikut turun dan berdemo. Para
konsumen operator seluar berbondong-bondong memprotes perusahaan operator
karena mereka kehingan pulsanya karena praktek bisnis yang dipandang tidak fair
yang dilakukan perusahaan
Menumbuhkan semangat tanggung jawab
sosial dan etika manajerial menjadi tantangan tak terpisahkan dari bisnis dan
korporasi modern, dan harus dimulai serta diawali sedini mungkin. Dari hal-hal
yang sederhana, semisal memberikan upah yang layak bagi karyawan, memberikan
lingkungan kerja yang sehat, bersikap jujur kepada konsumen, memberikan
informasi yang benar alias tidak menyesatkan kepada calon investor dan konsumen,
hingga tidak mengurangi ukuran berat timbangan atau bandul adalah bagian dari
penegakan-penegakan etika bisnis yang kiranya tidak berat untuk dilakukan oleh
perusahaan. Banyak tindakan-tindakan
nyata yang dapat dilakukan oleh bisnis untuk bertindak secara etis dan memiliki
moral yang tinggi
Adalah kewajiban manajemen untuk
membuat suatu pilihan dan mengambil tindakan yang akan memberikan kontribusi
terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar