Senin, 07 Oktober 2013

Ring Jantung

pasang ring jantung 

ImagePemasangan ring jantung adalah prosedur untuk melebarkan pembuluh darah koroner yang menyempit atau tersumbat di bagian jantung. Ring jantung ini membuka pembuluh darah koroner di jantung sehingga jantung kembali menerima suplai darah yang cukup.
Dalam Kondisi Apa Ring Jantung Perlu Dipasang?
Menurut para dokter ahli jantung, ring jantung mulai dibutuhkan ketika seseorang mengidap penyakit jantung koroner yang yang biasanya terjadi akibat pembuluh darah koroner yang menyempit di bagian jantung.
Pembuluh darah koroner memungkinkan jantung mendapat suplai darah dan oksigen. Bahan-bahan vital bagi tubuh itu melewati pembuluh darah koroner untuk dialirkan ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan.
Oleh sebab itu, jika mengalami penyempitan atau bahkan penyumbatan akibat penumpukan lemak dan endapan kalsium, jantung mustahil mendapatkan dan mengalirkan pasokan darah maupun oksigen. Akibat fatalnya dapat menyebabkan kematian otot-otot jantung yang berujung kematian.
Mengapa diperlukan ring jantung? Ketika pembuluh darah koroner menyempit, dibutuhkan penyanggah agar pembuluh darah terbuka sehingga aliran darah dan oksigen lancar ke otot jantung. Untuk itu, ring jantung dibutuhkan guna membuka pembuluh darah agar lebih lebar.
Tetapi, pemasangan ring jantung ini bukan tanpa risiko. Bila pada saat di lakukan kateter dan pelebaran pembuluh darah jantung untuk dapat meletakkan ringnya itu pecah karena penyumbatan yang keras, harus secepatnya dilakukan operasi Jantung ByPass untuk dapat menyelamatkan jiwa pasien.
Selain itu Ring hanya mempunyai waktu 5-7 tahun bebas penyumbatan pasca dilakukan operasinya, setelah itu secara alami akan terbentuk lagi penyumbatan dan akan ada kemungkinan serangan jantung koroner lagi.
Synergy ProArgi-9 mengandung Nitric Oxide (NO) yang berfungsi menyebabkan pelebaran (dilatasi) saluran darah sehingga meningkatkan aliran darah dan menghilangkan plak (sumbatan) pembuluh darah. Membantu menurunkan tekanan darah dan menyembuhkan angina, mengurangi risiko jantung koroner dan disfungsi ereksi.

Sharing Firman Daudsjah - Cegah serangan jantung sejak dini

Saya adalah seorang alumni ITB dari jurusan Tambang, Angkatan 1977. Saya tidak ingin bercerita tentang penapakan karir saya, sampai menjadi direksi di sebuah industri tambang di Kalimantan Timur. Tetapi saya justru ingin berbagi pengalaman dan juga menyampaikan informasi (sharing), tentang penyakit yang menjadi pembunuh no:1 umat manusia di seluruh dunia saat ini, yaitu penyakit jantung.
Banyak yang telah melakukan penelitian dan juga melaporkan bahwa, penyakit jantung adalah penyakit, yang tidak hanya membunuh seketika, tetapi juga terkadang membuat lumpuh dan kerusakan permanen pada seseorang. Atas pertimbangan itulah, saya menuliskan pengalaman ini agar semakin banyak yang mengerti tentang bahaya penyakit, yang sebenarnya sangat menakutkan ini. Sebuah penyakit yang gejala-gejalanya dapat diketahui dengan berjalannya waktu, dan juga dapat dicegah sejak dini. Berikut ini adalah pengalaman saya,
Serangan pertama
Saya berdomisili di Samarinda dan berkarir di PT Anugerah Bara Kaltim. Pada pertengahan tahun 2010, saya menderita serangan jantung, sekitar jam 06.30 pada Minggu pagi yang sangat cerah. Perlu dicatat bahwa saya mempunyai kebiasaan rutin berolah-raga dengan berlari pagi hampir 2 sampai 3 kali per minggu, dengan jarak sampai sekitar 2 km. Jadi kalau saya yang sering ber-lari saja, bisa terkena serangan jantung, maka dapat dibayangkan resiko bagi mereka yang sangat jarang ber-olah raga. Serangan pada diri saya terjadi, justru disaat saya sedang mau berlari pagi (jogging).

Saat akan memakai kaos kaki, tiba-tiba kepala saya mendadak terasa pusing sekali. Semua tubuh langsung lemas, dan matapun ber-kunang-kunang. Untung saya masih sempat merebahkan diri di tempat tidur sambil mengerang kesakitan. Saat itu saya merasa sangat sulit untuk bernafas. Kondisi nyerinya bagaikan sedang dicekik oleh seseorang. Kejadian ini hanya berlangsung sekitar 5 menit, dan sebenarnya setelah beberapa saat, rasa sakit tersebut ber-angsur-angsur agak menghilang.
Inilah kondisi yang sering membuat terkecoh banyak penderita penyakit jantung. Kondisi yang sering disebut waktu emas (“golden time”), yaitu 2(dua) jam pertama sejak serangan jantung adalah waktu emas untuk penyembuhan penyakit jantung. Bila perawatan diberikan secara maksimal, pada 2(dua) jam pertama setelah terjadinya serangan perdana, maka kematian dan bahkan kerusakan permanen dapat dihindari. Perawatan tersebut intinya adalah melakukan ”penembusan” saluran koroner jantung yang tersumbat (lihat gambar dikanan).
Serangan kedua
Setelah rasa tercekik agak menghilang, sekujur badan saya terasa agak lemas. Pada saat itu, ada seseorang di rumah kami yang sempat memanggil Dokter Umum, di kompleks perumahan kami. Ia segera datang ke rumah kami dan menduga bahwa tubuh saya hanya kurang cairan. Saya diminta untuk minum air hangat dengan gula.  15 menit berikutnya, rasa sakit dan lemaspun terus berangsur berkurang, sehingga kami hanya mengobrol sekitar 30 menit, kemudian dokterpun pulang. Saya akhirnya memutuskan untuk tidak jadi berolah-raga pagi itu.
Tiba-tiba sekitar 1 jam berikutnya, rasa pusing di kepala dan juga rasa sakit yang sama terulang lagi. Sang dokter-pun kembali datang dan memutuskan untuk membawa saya kerumah sakit terdekat. Sesampainya di bagian Rawat Darurat, saya langsung di vonis mendapat serangan jantung dan langsung masuk Intensive Coronary Care Unit (ICCU). Dokter di Rumah Sakit menginformasikan bahwa sebenarnya saat serangan pertama, seharusnya saya sudah langsung dibawa ke Rumah Sakit. Sehingga bisa dilakukan pemberian obat untuk pemecah  gumpalan  darah, agar terjadi penembusan sumbatan pada pembuluh koroner. Kenyataan-nya saya sampai di Rumah Sakit lebih  dari 2 (dua) jam, setelah serangan pertama. Menurut dokter, pemberian obat tersebut, sudah tidak membawa manfaat lagi, bila dilakukan lebih dari 2 jam setelah serangan.
Selanjutnya, para dokter menganalisa bahwa jantung saya dalam kondisi yang mengkhawatirkan, akibat adanya beberapa penyumbatan dalam saluran koroner darah. Dokter menyarankan untuk segera diambil tindakan dengan operasi by-pass Jantung. Operasi ini intinya, untuk memberikan jalur alternatif lain (warna biru pada gambar), mem-by-pass saluran koroner yang tersumbat. Saluran baru tersebut, biasanya diambil (dipotong) dari kaki kita, dan dipasangkan mem-by-pass saluran koroner yang sudah buntu.
Penanganan darurat – antara pemasangan tabung pembuka (stent) vs operasi by-pass
Pilihan saya sebenarnya tidak banyak. Apa yang terjadi selanjutnya adalah jalan yang diberikan oleh Allah SWT, dan bukan karena keputusan ataupun pemikiran yang tertata rapi. Inilah keputusan tindakan darurat yang saya alami.
Kebetulan saja alat untuk operasi by-pass jantung di Rumah Sakit Samarinda sedang rusak dan masih menunggu perbaikan. Sehingga operasi by-pass tidak mungkin bisa dilakukan di Rumah Sakit tersebut. Sesuai rapat dokter, diputuskan bahwa saya harus segera dibawa ke Jakarta. Namun dengan prasyarat bahwa kondisi tubuh saya memungkinkan untuk di evakuasi lewat udara.
Setelah menunggu kondisi badan saya agak stabil setelah dirawat selama 2 (dua) hari di ICCU, saya akhirnya di-medivac dengan udara ke RS Siloam Karawaci Jakarta. Di rumah sakit inilah, kemudian dilakukan pemeriksaan Chateterization (kateterisasi) yaitu suatu proses memasukan semacam kamera dari selangkang kaki ataupun terkadang dari tangan, untuk menyusuri saluran koroner, sambil melihat kondisi nyata penyumbatan yang terjadi pada seluruh saluran jantung saya (lihat gambar di kanan).
Dari alat tersebut, secara gamblang terlihat bahwa pembuluh jantung koroner saya memang mengalami banyak sekali penyempitan. Persisnya ada 6 (enam) tempat, dimana pada 2 (dua) titik mencapai 90% penyempitan, dan pada 4 (empat) titik lainnya mencapai 60-80% penyempitan.
Pemasangan tabung pembuka (stent)
Penanganan berikutnya adalah pemasangan semacam tabung pembuka (Stent) sebanyak 5 (lima) buah. Tabung pembuka ini dipasang menggunakan alat Katerisasi tepat pada posisi saluran yang tersumbat (lihat gambar di kiri). Dengan pemasangan semacam cincin tersebut, maka saluran menjadi lebar kembali, karena sumbatan terdorong secara radial keluar. Kemudian 6 bulan berikutnya, di Rumah sakit yang sama,  1 (satu) tambahan Stent lagi dipasang. Karena memang sebenarnya ada 6 (enam) buah penyempitan pada saluran koroner saya.
Saya akhirnya tidak jadi melaksanakan operasi by-pass Jantung. Walaupun memang dari awal, sebenarnya saya sudah sangat takut untuk menjalani operasi ini. Selain katanya sangat sakit, entah kenapa saya merasa masih kurang yakin dengan diubahnya sistem aliran darah pada jantung saya. Tapi ini mungkin hanya perasaan pribadi saya saja, karena sebenarnya saya khawatir dengan dengan pelaksanaan operasi jantung, yang dikategorikan sebagai operasi besar.

Dampak permanen pada jantung dan saran-saran saya
Bagi setiap orang yang pernah menderita serangan jantung, maka akan ada sebagian dari otot jantung mereka, yang mengalami kerusakan secara permanen. Kerusakan ini terjadi akibat tidak adanya aliran oksigen sewaktu serangan dan tidak adanya aliran darah. Kerusakan sebagian otot ini membuat jantung saya sudah tidak sempurna seperti sedia kala lagi. Untuk menjaga agar otot jantung tidak rusak, maka sebaiknya serangan jantung harus dicegah dengan segala cara. Cara yang ekstrem adalah mungkin terpaksa harus memasang Tabung Pembuka (Stent) jauh-jauh hari.
Tetapi sebelum melakukan tindakan preventif ekstrem seperti memasang tabung pembuka (stent), saya menyarankan kepada teman-teman untuk melakukan tindakan pencegahan berikut :
  1. Berhentilah merokok
  2. Makanlah secukupnya saja, dan tidak berlebihan. Hindarilah makanan berlemak dan juga yang banyak mengandung gula. Setiap kenaikan berat badan akan menambah kerja Jantung
  3. Jagalah tekanan darah pada kondisi normal, dengan misalnya mengurangi garam.
  4. Tidur yang cukup setiap malam, minimum 6 jam/hari
  5. Usahakan untuk jalan kaki setiap pagi, sejauh 2 km atau minimal 30 menit.
  6. Setiap bulan lakukanlah test darah dan jaga level kolesterol dalam darah pada kondisi baik, misalnya menjaga kolesterol jahat (LDL) < 100, kolesterol baik (HDL) > 60, Trigliserida < 150.
  7. Setiap 6 bulan, lakukan Treadmill test, yaitu berlari stasioner sambil diukur kinerja jantungnya menggunakan Electrocardiogram (lihat gambar dikanan).
  8. Setiap tahun, lakukan Computerized Tomography (CT) Scan Jantung. agar secara akurat diketahui ada tidaknya penyempitan pada pembuluh koroner.
  9. Jangan lupa untuk selalu berdo'a agar diberi kesehatan dan kesembuhan bila sakit.
Demikianlah sharing dan pengalaman saya. Saya berdoa, mudah-mudahan tidak ada satupun sahabat saya yang menderita serangan jantung. Walaupun saya sempat mengalami serangan jantung, tetapi saya masih bisa bersyukur dengan mukjizat Allah SWT, yang telah menyelamatkan nyawa saya. Karena dengan penyempitan yang begitu parah, sebenarnya kondisi tubuh saya sudah sangat mengkhawatirkan untuk bisa dibawa dari Samarinda ke Jakarta. Mungkin Allah SWT masih memberikan kesempatan hidup kepada saya, dengan maksud agar saya masih bisa menyampaikan sharing ini kepada para sahabat.
Firman Daudsjah



4 komentar:

  1. informasi yang sangat membantu,terima kasih

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas informasinya, sangat bermanfaat terutama pada jaman sekarang dengan makanan yg tidak sehat ICP Capsule | Agen ICP Capsule

    BalasHapus
  3. terima kasih sharing informasinya, sangat berharga

    BalasHapus
  4. saya siti afsha tinggal di pagar alam palembang..
    orang tua saya dulu juga mengalami penyakit ini..sudah br tahun tahun gak sembuh...sudah brobat kesana kemari tapi gak ada hasil nya...tapi allah mempertemukan saya dng sahabat lama saya..dan dia merekomendasikan saya untuk coba brobat dng doktr yusuf yang sekarang tinggal di aceh...setelah saya konsultasi saya di suruh ambil resep beliau..dan saya pun ikut saja alur nya...dan obat pun akhirnnya sampai setelah 4 hari saya transfer uang nya...bulan prtama orang tua saya minum obat beliau ada perkembangan yg sangat memuaskan dan pada akhir nya orang tua  saya tr bebas dari penyakit ini...trimakasih yaa allah..bagi shabat yg belum sembuh dan masih mencari solusi nya...coba brobat dng dr yusuf...semoga bisa sembuh sprti bpk saya sekarang ini...ini no hp beliau 085361675232 kalau bapak saya sembuh masa kamu tidak...senanganya br bagi pengalaman...

    BalasHapus