Membuat Penampung Biogas
6 04 2010 Bismillah. Pada tulisan kali ini saya ingin berbagi ilmu tentang perancangan sebuah penampung biogas. Tulisan di sini merupakan hasil pengalaman saya searching di google dari berbagai sumber. Saya mengangkat topik perancangan penampung biogas karena saya pernah mendapat tugas merancang sebuah penampung unit biogas pada mata kuliah Proyek Terpadu 1 di Teknik Mesin. Maka, pada pembahasan kali ini hanya dibatasi pada unit penampung biogas saja, mungkin bagian-bagian lain hanya disinggung sedikit. Simak pembahasannya di sini, semoga bermanfaat.- Pendahuluan
CH4 (metana) ± 60 %
CO2 (karbon dioksida) ± 38 %
(N2, O2, H2, & H2S) ± 2 %
Bahan baku biogas biasanya adalah kotoran hewan (sapi, kuda, dan lainnya), kotoran manusia, atau lainnya. Secara garis besar, unit untuk memproduksi biogas terdiri dari digester, pengaduk, dan penampung.
(sumber gambar: kamase.org)
Prinsip kerja unit produksi biogas intinya seperti ini:Bahan baku biogas dimasukkan ke dalam digester, lalu dicampur air dengan perbandingan (biasanya) 1:2. Lalu campuran tersebut diaduk oleh suatu pengaduk agar campuran bahan baku dengan air merata. Setelah itu didiamkan sehingga terbentuk gas metana. Semakin besar kandungan metana, semakin besar pula kandungan energy (nilai kalor) pada biogas tersebut. Setelah itu, gas metana dialirkan menuju suatu penampung untuk disimpan sementara atau bisa langsung digunakan. Tapi biasanya ditampung dahulu di penampung biogas karena banyak manfaatnya. Saat kita membutuhkan biogas untuk keperluan kita, kita tinggal mengalirkan biogas dari penampung ke kompor/unit instalasi biogas untuk dikonsumsi. Untuk mendesain sebuah unit produksi biogas, pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan adalah:
- Ekonomis
- Sederhana
- Keawetan (durability)
- Frekuensi Penggunaan
(sumber pertimbangan: Teori dan Konstruksi Instalasi Biogas, Teguh Wikan Widodo dan A. Asari, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Serpong, 28 April 2009 dengan sedikit perubahan)
2. Penampung biogas
Penampung biogas adalah sebuah komponen dari berbagai komponen penyusun unit produksi biogas yang berfungsi untuk menampung biogas yang dihasilkan dari digester untuk sementara waktu. Umumnya, unit penampung biogas terdiri dari saluran input, water trap, penampung biogas, dan saluran output. Ada juga yang menambahkan sebuah nozzle (seperti pada kompor gas) pada saluran output untuk mengatur penyaluran biogas dari penampung ke kompor (unit instalasi). Pada saluran input, bisa juga ditambahkan sebuah kran pipa untuk menutup aliran ketika penampung sudah terisi penuh untuk menutup saluran sehingga biogas tidak kembali ke digester lagi. Kran pipa tersebut juga dipasang di saluran output untuk mencegah gas yang sedang ditampung mengalir menuju kompor. Mari kita bahas satu persatu komponen-komponen penyusun penampung biogas.
- Saluran Input
- Water Trap
(gambar: http://manglayang.blogsome.com/)
Botol penjebak ini sebaiknya diletakkan
pada bagian terbawah dari saluran biogas, tepat setelah pembangkit. Hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan uap air hasil kondensasi turun dan
masuk ke dalam botol. Air yang berlebihan dalam sistem dapat memampetkan
saluran biogas, selain itu adanya kandungan air dalam biogas menurunkan
tingkat panas api dan membuat api berwarna kemerah merahan. Perhatikan
muka air yang dibutuhkan. Kami menyarankan tinggi permukaan air dari
batas bawah pipa antara 20 sampai 25 cm. Apabila terlalu rendah, gas
akan mudah keluar dari air sebelum mencapai tekanan yang diinginkan.
Apabila muka air terlalu tinggi, tekanan yang ada membesar dan hal ini
dapat menghambat proses produksi biogas itu sendiri. (http://manglayang.blogsome.com/)
Untuk inovasi, bisa kita tambahkan sebuah penutup botol lagi (seperti
tutup botol atas) di bagian bawah water trap sehingga mempunyai tutup
atas dan tutup bawah dengan tujuan untuk mempermudah penggantian air
sehingga mencegah berkembangnya jentik nyamuk di dalam water trap
tersebut karena water trap tersebut memiliki lubang sebagaimana dalam
gambar sehingga memungkinkan nyamuk untuk bersarang di dalamnya. Apabila
tidak kita tambahkan sebuah tutup lagi di bagian bawah water trap, maka
kita akan kesulitan jika harus mengganti air di dalam water trap karena
harus melepaskan water trap dari pipa saluran input.- Penampung
Material penampung bisa dari apa saja yang mungkin digunakan, seperti galon bekas, drum bekas, plastik polyethylene (PE), atau ada juga yang mengatakan plastik polyurethane (PU) atau lainnya. Untuk masalah ekonomis, galon bekas dan drum bekas jelas lebih unggul dari plastik PE atau PU, akan tetapi yang perlu diingat adalah galon dan drum biasanya volumenya kecil sehingga hanya mampu menampung sedikit biogas sehingga kita lebih memilih bahan penampung dari plastik karena beberapa alasan:
-ukuran/volume bisa disesuaikan
-tidak mahal
-bisa mengetahui kapan penampung sudah terisi penuh
-bisa membuat sistem “meningkatkan tekanan penampung otomatis” sederhana
-tekanan dari biogas yang tidak begitu tinggi, hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan tekanan atmosfer sehingga tidak dibutuhkan material yang tahan tekanan tinggi.
Penampung biasanya diposisikan diantara dua keadaan : berdiri (vertikal) atau tidur (horizontal). Kita mempertimbangkan posisi penampung berdasarkan ketersediaan ruang untuk meletakkan penampung. Selain itu, kita juga bisa menambahkan sebuah sistem “peningkatan tekanan penampung otomatis” yang sederhana jika material yang kita gunakan adalah plastik. Jika gas tersisa sedikit di penampung, maka tekanan di penampung rendah sehingga gas sulit mengalir ke kompor. Oleh karena itu, dibuatlah suatu sistem untuk meningkatkan tekanan penampung secara otomatis sehingga mempermudah gas yang tersisa untuk mengalir menuju kompor.
Sistem ini berkaitan dengan posisi penampung. Jika posisi penampung berdiri, maka biasanya yang digunakan adalah papan dengan berat tertentu (tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat, pertimbangkan volume penampung untuk menentukan berat papan). Jika posisinya tidur, maka kita bisa meletakkan beberapa selang atau pemberat lain di atas penampung. Maka papan atau selang ini menekan penampung akibat gaya berat kedua benda tersebut sehingga memperkecil volume penampung dan membantu mengalirkan gas ke kompor.
Posisi penampung tidur dan pemberatnya
(sumber gambar: Modul Pelatihan Pengembangan Biogas Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran)
Lalu, usahakan juga penampung tidak terkena sinar matahari secara
langsung karena ditakutkan penampung akan mengembang sehingga berpotensi
bocor atau meledak. Caranya bisa dengan menambahkan atap atau
meletakkan penampung di tempat yang teduh.- Saluran Output
3. Penutup
Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Artikel di atas adalah tentang rancangan dari penampung biogas. Sementara proses pembuatannya baru saya jalani di semester ini. Semoga bisa saya share lagi tentang proses pembuatannya, tapi tunggu semester depan ya ^^. Semoga bermanfaat. Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar